October 20, 2006

"Novel ini sangat cerdas," NIHAYAH SAID

yang nulis Isma Kazee di 8:51 AM 0 komentar




Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Apa kabar semuanya? Semoga rahmat dan ridho Allah selalu mengiringi kita semua. Amin.

Pertama, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman dari Matapena yang pada akhirnya bisa menyempatkan diri datang ke Blokagung dalam rangka road show setelah beberapa waktu lalu sempat tertunda. Saya secara pribadi sangat menyupport gerakan dari penerbit Matapena yang dengan kesadaran penuh telah mengapresiasi kegiatan kepenulisan di pesantren. Karena selama ini perkembangan kepenulisan di pesantren terkesan sangat lambat, bahkan jalan di tempat ...

Kondisi pesantren yang ruang lingkupnya serba terbatas sering kali menghalangi para penulis pesantren mengembangkan sayapnya, terlebih sumber daya yang ada di dalamnya tidak sepenuhnya bisa mengelola dengan baik. Pesantren juga sering diposisikan hanya sebagai konsumen dari banyak buku dan juga novel dari penerbitan luar. Hal ini tentu membawa dampak yang tidak sedikit dalam mempengaruhi pola pikir dan pola sikap masyarakat santri. Padahal di satu sisi, pesantren mempunyai tradisi yang sangat kuat dan sumber daya yang luar biasa. Namun selama ini kedua resources itu tidak terpelihara dan tidak dikembangkan, hingga hanya menjadi konsumsi internal pesantren.

Pesantren Darussalam yang di dalamnya mulai menjamur berbagai penerbitan mulai yang berbentuk majalah dinding di setiap unit sekolahan dan juga asrama hingga yang terbit dalam model majalah, yakni IFTITAH yang merupakan pioneer penerbitan di Darussalam yang digawangi oleh santri-santri yang terkumpul dalam organisasi IPMD (Ikatan Penulis Muda Darussalam) merupakan sumber daya yang sangat membutuhkan sentuhan dalam pengembangannya. Besar harapan dari adanya Matapena ini sumber daya tersebut bisa dikembangkan dengan baik. Amin.

Terlepas dari hal tersebut, saya mendapat kesempatan membaca novel yang berjudul “JERAWAT SANTRI” yang merupakan karya dari teman dekat saya Isma Kazee, walaupun hanya dalam bentuk file yang dikirim lewat Yahoo. Saya melihat novel ini sangat cerdas, dan bisa mengungkapkan kultur khas pesantren. Masalah yang diangkat adalah berangkat dari kehidupan sehari-hari. Dengan latar belakang pesantren di daerah Jawa Timur yang dulunya tempat penulis menghabiskan bertahun-tahun belajar di sana, novel ini mengandung nilai pelajaran yang begitu besar, mulai dari toleransi antarsantri, perkembangan psikologi bagi cewek yang baru menginjak dewasa hingga cerita khas pergolaan hati kepada lain jenis. Semuanya terbungkus dalam bahasa yang mudah dipahami dan sangat akrab dikalangan santri.

Dari novel ini pembaca tentunya digiring untuk melihat lebih jauh bagaimana masalah-masalah yang sering dialami dalam sikap diam para santri, yang dari luar kelihatan hanya sosok lemah tapi ternyata santri memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mengatasi segara problem yang datang. Cerita yang sedikit banyak terilhami dari pengalaman pribadi ini akan membuka mata bagi pembacanya, terutama para santri, bahwa kehidupan pesantren memiliki sisi yang menarik dan bisa menjadi ide yang tidak pernah padam untuk dituangkan ke dalam tulisan. Untuk itu tidak ada alasan untuk tidak membacanya.

Demikian sedikit apresiasi saya terhadap acara yang diadakan oleh Matapena ini, semoga kegiatan ini menjadi jembatan awal bagi terjalinnya komunikasi antara Matapena dan pesantren Darussalam. Sekian dan terima kasih. Mahalo.
Wassalam.



Nihayatul Wafiroh
Hale Manoa 1711 East-West Road
Honolulu Hawaii US.
 

Isma Kazee Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea