May 30, 2008

Cinta dan Benci

yang nulis isma di 4:17 PM 0 komentar
Mungkin benar kalau batas antara cinta dan benci begitu tipis
Cinta atau benci bisa berbalik dengan begitu cepat
Dan, itu sakit sekali
Seperti itukah?

Kadang kita mencintai tapi dengan sikap membenci
Begitupun, membenci dengan sikap mencintai
Kadang how much i love u
Jadi terasa how much i hate u
Seperti itukah?

Ataukah cara mencintai kita saja yang berbeda
Ataukah kita yang terlalu bodoh untuk lebih bijak
Ternyata tidak mudah
Untuk mencintai dengan cinta...
Terasa cinta dan berasa cinta...

May 28, 2008

Cerita dan Kisah

yang nulis isma di 10:59 AM 0 komentar
Dan, tiba-tiba aku terpikir untuk temui kau
Dengan cerita dan kisah-kisah
Kalau dulu kau pernah terjaga waktu dini hari
Ketika kita bilang, ini hari terakhir
Dini hari usai keliling kota, usai kepastian ini hari terakhir,
Aku juga terjaga tanpa tahu kenapa mataku terbuka dengan tiba-tiba
Lalu aku berbisik pelan, kau...

Paginya hari menjadi begitu mendung
Tanpa gerak dan aktivitas
Apa yang ada dalam diriku telah bersekongkol
Untuk tidur dan diam
Dalam satu rasa; kehilangan
Begitulah yang kurasa
Persis ketika kau beranjak pulang
Meninggalkan aku sendiri di sini
Atau pergi mengembara tanpaku
Meski aku tahu kau pasti kembali

Ah, tapi waktu cepat berputar
Tiba-tiba saja sekarang sudah akhir tanggal bulan Mei
Ada baiknya aku segera membiasakan diri
Berjauhan dengan kau untuk sementara
Selalu berpikiran baik kalau kau tak kenapa-napa
Coba mencintai hari-hari yang harus aku lewati
Menuliskannya dalam cerita dan kisah

Lalu, terimalah cerita-cerita dan kisah-kisah ini
Sekadar untuk menandai
Kalau aku-kau tak akan bisa lepas
Dari cerita dan kisah
Karena cerita dan kisah adalah waktu

Waktu akan terus berputar
Dengan cerita dan kisahnya masing-masing
Sampai kapan?
Yang jelas akan melewati hitungan tanggal
Putaran hari dan bulan juga tahun
Atau... sampai waktu berhenti
Dan aku pun harus menyudahi

May 15, 2008

Tanya

yang nulis isma di 10:08 AM 0 komentar
“Pagi ini aku sedang tak ingin tersenyum,” begitu setiap kali aku bertanya pada adikku yang paling aku gemati, kenapa sepagian ini aku lihat wajahnya berlipat-lipat, tidak manis sama sekali.
“Meski satu senti?” aku memastikan.
“Setengah senti juga tidak.”
“Kenapa?”
“Pagi ini aku sedang tak ingin tersenyum,” ia mengulang kembali jawabannya.

Aku tak bisa berbuat banyak. Hanya menatap wajahnya yang kuyu berselimut mendung. Padahal, aku ingat dua hari yang lalu wajah itu tampak sumringah, penuh binar seperti kembang api di malam pergantian tahun. Gigi rapinya sesekali terlihat saat ia berceloteh, dengan gerakan matanya yang dinamis, atau terbahak dengan suaranya yang renyah.

Duhai Adikku, ada apakah gerangan denganmu pagi ini?

May 04, 2008

Antara Harap dan Doa

yang nulis isma di 11:06 AM 0 komentar
"Aku Isma," kusebut namaku sambil mengulurkan tangan pada teman baruku itu. Ia tersenyum, balas mengulurkan tangan dan menyebut nama. "Aktivitas selama ini di mana, Mbak?"
"NGo," jawabnya ramah.
"Bidang geraknya?"
"Kesehatan reproduksi," jawabnya sekali lagi. "Isma, di NGO juga?"
"Bukan. Aku aktif di komunitas penulis novel pesantren."
"Wow... good. Di Jogja?"
"Iya."
"Waah, dah nulis berapa novel?"
Aku tersenyum, malu. "Baru dua..."

Itulah awal dialogku dengan teman baruku itu, sebelum aku berbanyak bicara dengan tiga penanya di dalam ruangan dingin ber-AC. Semua mengalir, sealiran air. Bertanya, aku jawab. Bercerita, aku menyimpulkan. Sampai pada pertanyaan terakhir, apa yang membuat kami harus meloloskan Anda.

Sekarang tinggal menunggu, bersama bisik-bisik harap juga doa. Apa pun putusannya, aku selalu mintakan bisa menata niat dan menemukan sisi baik, manfaatnya, juga berkahnya, untukku, keluargaku, juga komunitasku. Selalu.

"Semoga ya, Is. Kita bisa sama-sama lolos. Jadi aku bisa belajar nulis novel sama kamu," teman baruku dari Surabaya itu sempat membisikkan doa. Tersenyum tulus.
Aku balas tersenyum. "Amin. Dan, pasti dengan senang hati..."
 

Isma Kazee Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea