November 23, 2008

Pada Kertas Lusuh

yang nulis isma di 4:53 PM 1 komentar
Terlambat, May sudah lebih dulu meraih kertas lusuh itu.
"May, berikan kertas itu!" teriak Lan.
May bergeming. Kedua tangannya terikat erat ke belakang, menyembunyikan rapat-rapat kertas itu. Matanya tajam menatap Lan. Seolah tak habis mengerti dengan sikap Lan yang begitu tertutup.

Ini hanya tentang selembar kertas yang sengaja disembunyikan Lan dari dirinya, di antara sekian banyak kertas bagus berisi puisi jenaka atau surat ejekan untuknya. Padahal, May selalu gegap gempita setiap kali membaca lembaran-lembaran kertas itu, dan ia akan betah terpingkal-pingkal karenanya.

"Adakah yang kau sembunyikan dari aku, Lan?"
Lan menatap teduh mata May. "Ini soal lain, May."
"Tapi, kertas ini buat aku kan?"
"Iya, tapi...," Lan mendengus kesal. Ia mengangkat kedua tangannya menyerah. "Sudahlah. Baca saja kalau kamu memang ingin membacanya. Maaf kalau kamu tak berkenan."

May tersenyum. Perlahan tangannya bergerak, merentangkan kusutan kertas itu, dan membacanya dengan suara tertahan.

May,
Mungkin May tak akan percaya kalau aku berlinang malam ini
Aku kangen. Saat ini ingin sekali terbenam dalam pelukmu
Untuk membagi beratnya kangenku
Aku tak tahu kenapa bisa seberat ini…

Tapi, May
Kangen itu indah, dan rasanya lebih dari sekadar kata
Apalagi kalau aku tahu May juga bisa merasakan kangenku
Aku tidak sendirian merasakannya…
Dalam rasa ini bagaimana bisa aku tertidur
Itulah kenapa aku bilang tidak bisa

How can I not love u
How do I not miss u

Lan tertunduk. Kaku. Dan, May berurai air mata.

November 20, 2008

Gerimis

yang nulis isma di 4:44 PM 0 komentar
Rintikrintik air langit semalaman menyisakan dingin di pagi hari. Tentu saja karena matahari tidak bersinar terang meski hari sudah siang. Apalagi jika rintik air itu belum sepenuhnya berhenti. Membuat kuyup dedaunanku di taman, membuat banyak genangan kecil terbentuk tak beraturan di lantai balkon rumah, juga membuat sepi jalan karena orang akan memilih untuk menarik selimut rapat-rapat dan kembali tidur.

Aku sebenarnya ingin bermalas-malasan. Apalagi sekarang hari libur. Tidur seharian, memanjakan pikiran. Tidak mandi juga sisiran. Tidak bersih-bersih, tidak juga masak. Cukup pencet nomor dan pesanan akan diantar. Lalu, aku akan menikmatinya sambil menonton tv atau membaca komik kesukaan. Hmm, nyaman sekali rasanya.

Tapi, bagaimana bisa aku menikmati rencana itu jika hatiku sedang diguyur gerimis? Gerimis semalaman yang membuat aku menggigil sesiangan ini. Menyisakan basah di kedua mata dan pipiku. Menghadirkan gelap tanpa matahari. Membiaskan rasa sesak di rongga paruparu.

“Aku harus pulang malam ini,” ucapnya. Dan, aku hanya bisa terdiam. Merasakan gerimis yang menitik kian deras. Kali ini beterbangan tertiup angin. Melewati celah jendela di kamarku. Menyapu seisi hatiku, kosong, tak tersisa. Tinggal dingin dan sepi.

November 06, 2008

ahhh....

yang nulis isma di 4:45 PM 0 komentar
melangkah di pelataran bulan
banyak lobang dan gelombang
ahhhh...
masih jauh perjalanan
...
...
 

Isma Kazee Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea