November 29, 2010

tentang film semalam

yang nulis Isma Kazee di 2:25 AM 0 komentar
empat hari off, kamis, jumat, sabtu dan minggu. nggak nyentuh bacaan juga pe-er blas. padahal perasaan kuatir banget dengan nilai. mungkin justru itu ya, malah melakukan hal yang berlawanan. juga, rasanya ingin melepaskan diri sejenak dari lembur dan pikiran yang tak nyaman. hasilnya, ya sama saja nggak bisa. susah.

semalam nonton julia robert, judulnya lupa. pokoknya yang salah satu bagian cerita film settingnya di bali. aku memahani film itu pertama, lewat bantuan gambar, konteks, dan dialog. maklum, nggak pakai terjemahan. tentang perempuan yang berusaha menjadi dirinya sendiri dan menemukan jati diri. mungkin begitu. juga, mengobati luka dan kecewa karena perceraian.

aku suka banget film drama, jenis film yang paling aku suka. tapi menurutku film yang ini nggak begitu bagus, dibanding film-film drama lain yang dimainkan oleh julia robert. karena menurutku biasa banget. misalnya ya, pas di bali diceritakan bagaimana dia bertemu si om yang kemudian jadi pacarnya. sinetron banget. jalan meleng, nabrak, ketemu di tempat lain, kenalan, dekat, dan jadian. dan, sepertinya si julia juga tak sebegitunya tertarik sama si om itu. aku nggak menemukan scene yang menunjukkan "cinta sejati"-nya. instant. ya meskipun kadang cinta datangnya juga instan dan tiba-tiba ya hehe. (hai di langit ada pelangi ....)

but, aku bisa menangkap deskripsi bagaimana beratnya julia robert untuk recover perasaan, hati, memory dan hidupnya yang sakit dan retak. sangat tidak mudah. untung saja dia punya duit, jadi bisa keliling Italy, India, dan Bali. dan membuatnya bisa bertemu dengan banyak orang. ada dialog yang menggelitik, bahwa perempuan amerika cuma doyan spageti dan sosis, begitu kata seorang perempuan Italy. hehe begitukah.

and finally, setelah nonton film itu, aku jadi kepengen punya sari (ngarep ada yang mau kasih gift ...) dan ke Italy dan Bali ... I hope, someday amiin.

November 27, 2010

lantai 6

yang nulis Isma Kazee di 10:00 AM 0 komentar
gerimis mengingatkanku pada pagi gerimis pada suatu waktu dan tempat di pinggiran kota. langit basah. udara basah. halaman basah. daun-daun basah. jendela basah. balkon tempat aku menapak menatap hamparan kota dari lantai enam juga basah.

kau sedang sibuk berkutat dengan laptop. di sebuah ruang tamu kecil berhadapan dengan kamar tidur yang satu-satunya. secangkir kecil kopi masih mengepul. kopi instant yang tak terlalu manis. musik lembut tanpa lirik mengalun pelan. entah apa yang tengah kau kerjakan. aku hanya menatapmu dari balik jendela kaca balkon.

hari masih pagi. waktu malas untuk berbenah. di kulkas masih ada sisa makanan semalam, nasi kebuli. juga, lima tusuk sate kambing dan lalapan. mungkin aku tinggal memanaskan saja untuk sarapan. atau kalau tidak, kami bisa turun ke dining room. menikmati nasi goreng telor dan segelas teh manis yang disediakan pengelola apartemen. lumayan.

aku perlahan beranjak, mendekati tatanan meja kursi makan yang terletak persis di depan pintu masuk. di sebelah kanan meja kursi makan itu ada dapur. cukup elit menurutku. karena dapur ini bersih dan rapi. meski tak ada oven pemanggang seperti kebanyakan dapur apartemen berkelas. aku suka dan betah.

"bila yang tertulis untukku ..."
tone hapeku berbunyi. ika, memanggil.
"yup, ka."
"udah siap?"
"yup. lima menit aku keluar."
"okay, gak pake lama. lumutan gue."
"iye iye."
dan selesai.

di sebuah pusat kota. pada sebuah kamar apartemen lantai 12. kakiku menatap ujung tempat tidur, keras. di pagi yang basah dan membuat basah memoriku.

November 23, 2010

hambar

yang nulis Isma Kazee di 2:01 AM 0 komentar
pada hari di mana gula tak berasa manis,
garam tak lagi asin,
asam tak menyisakan masam,
hambar
unidentified ...

just wanna sleep ...

November 19, 2010

i am happy

yang nulis Isma Kazee di 12:00 AM 1 komentar
hai, i am happy ...

presentasi, ceramah, fasilitasi, bukan hal baru sebenarnya. apalagi topiknya seputar novel pop pesantren. cuma yang bikin nervous itu, pakai inggris dan di depan orang-orang yang kalo ngomong inggris kayak sepur ... wussss. power point dan persiapannya juga mefet, hehe dasar the last minute person. dan, justru matengnya di akhir-akhir itu meskipun slide sudah aku siapkan jauh-jauh hari.

malam sebelum pentas latihan bareng dua temenku. satu orang native, jangan tanya bagaimana dia selancar dengan inggrisnya. juga temenku indonesia yang satunya, jago debat jadi ngomongnya juga sudah cas cis cus. aku? haha cuma bisa bilang, "may i postpone my presentation?" atau "ohh plis, i give up." but, mereka memaksaku untuk betanggung jawab dengan latihanku, selesaikan apa pun bisaku.

usai praktik, aku lembur bikin power point, dan how to deliver dari awal hingga akhir. amazing, lancar banget bikinnya. tapi, aku tak menjamin bagaimana kalau aku di depan kelas. lalu, temenku yang lain yang juga mau presentasi mengajakku latihan lagi. dengan senang hati aku pinjam lounge, dan sekali lagi praktik ngomong dengan power point yang lebih bagus dari sebelumnya. tapi, tetep saja aku gelagapan. kadang stag dan gak bisa mengucapkan kalimat dengan baik dan benar. cilakaaaa ...

sampai kamar, tambah gugup. tersisa satu jam sebelum saat teng harus presentasi, what can i do? aku latihan lagi, masih saja belepotan. latihan lagi, mandeg lagi. nah lho! finally, siap nggak siap harus siap. aku lalu shalat zhuhur dan berdoa. ini senjata pamungkas, bener-bener saat tak ada lagi jalan, berdoa menurutku sangat alternatif. aku serahkan semua, toh aku bukan orang amerika yang memang dari dalam perut sudah mendengar obrolan inggris. aku baca ayat-ayat dan terjadilah apa yang harus terjadi.

aku dan temanku setengah berlari menuju kelas. aku mendapat bagian sebagai presenter kedua. gegap gempita di hatiku sudah dimulai, sejak aku kelupaan lembar biodata temenku yang harus aku bacakan. juga ketika menyadari bahwa lembaran presentasiku terlupa di meja tempat presentasi. lengkap deh.

tapi, aku berusaha tenang. kalem. sambil mendengar temenku yang native presentasi. menurutku dia seharusnya bisa lebih bagus, dengan menghindari membaca slide. karena dia native hehe. beda sama aku yang un-native. sambil juga meredakan kegelisahan, kekhawatiran bahwa aku akan diam seribu bahasa. sampai, tibalah waktunya ...

satu hal yang aku lakukan pertama kali ketika temenku membacakan biodata adalah berusaha mengingat kalimat pertama. mampus, aku lupaaaa. tenang, cool, ingat-ingat lagi ... yup, i got it. hal kedua adalah, tersenyum semanis mungkin, tanpa harus menjelaskan bahwa aku nervous. i am okay, just smile, dan mulailah berbicara ...

sayang, aku gak kepikiran merekam omonganku. seharusnya aku lakukan jadi aku bisa mengingat kembali juga mengevaluasi. but, so far, aku merasa tenaaaang banget. kaleeem banget. beberapa kali salah mengucapkan kata, seperti genre, plot ... atau kehilangan vocab dalam inggris, aku tetep bisa tenang. silakan deh anggap aku seperti apa, yang jelas aku damai di sini. tugasku bukan memikirkan apa yang kalian anggapkan, but menyampaikan apa yang ada dalam slide dan pikiranku.

aku senang sekali, karena menurutku aku berhasil untuk tidak membaca whole slide dan fokusku juga tidak ke slide. yipeeee, aku senang sekali. meski, aku masih harus mikir mendengar pertanyaan mereka. meski seorang temen yang duduk di sebelahku tak mencatat apa pun dari ceramahku, sementara untuk tiga presentasi yang lain dia mencatat. bisa jadi, karena dia tak tertarik topikku, atau dia nggak paham sama sekali karena inggrisku. tapi aku nggak peduli. apa yang sudah aku lakukan bener-bener membuat aku terharu pada diriku sendiri.

profesorku juga bilang, ini kejutan. kamu lancar sekali menjelaskan slide demi silde, tak ada stag yang menganggu. untuk seorang isma yang inggrisnya masih TK gitu loh :D jangankan profesorku, aku saja juga heran. temenku yang ikut latihan pada sesi kedua juga herman ... he heran. "bagaimana bisa kamu berubah begitu cepat. padahal waktu latihan kamu tidak selancar ini." aku sekali lagi juga heran, teman.

hmmm, tapi aku yakin pasti Tuhan menjawab doa-doaku ...

November 16, 2010

sendu

yang nulis Isma Kazee di 12:08 PM 0 komentar
seharian seperti tak ada matahari. dingin dan sepi. mungkin karena seharian tak keluar kamar dan hanya berkutat dengan huruf dan usaha bagaimana supaya tidak beranjak atau terkantuk-kantuk. tapi, seperti ada yang terasa dingin dan menggigit. bukan serangga atau es, tapi begitulah terasa.

"hai, senyum dong!"
ah, kamu selalu memintaku tersenyum. tapi, stock-nya lagi kosong. ada yang sudah menggadaikannya tanpa bilang-bilang.
"Hahaha..."
yeee, malah tertawa. Ini serius.
"wajahmu lecek. matamu jadi gelap. rambutnya juga sudah lengket. berapa hari tak mandi. kamu jelek banget."
aku mengangguk-angguk. ini hari yang berat. hanya hari ini, sampai aku tak berkutik. semua dilupakan, hanya mengingat satu hal itu. mungkin karena itu rasanya dingin dan menggigit.
"kamu sih memulai hari dengan penyakit."
iya, penyakit yang menyebalkan dan membuat senyumku tergadai.

hari sudah malam, dan masih tetap saja dingin dan menggigit. malah semakin kerasa mengoyak-ngoyak tak tersisa.

n g a s a l

yang nulis Isma Kazee di 1:39 AM 0 komentar
tergerus mendasar ke ulu hati
tanpa tahu bagaimana terjadi
harusnya sudah pergi
terbawa jatuh di lautan pasific
tenggelam dilumat hiu habis
mati

ada panca boneka ninania
paras di sini tak setara memang
meski banyak bilang melampai usia
limpah ruah ini berlebih
tak ada banding dibilang
pincang

ya jika memang iya
pantaslah menara dibangun
dan seorang puteri berdiri angkuh
ya jika memang iya
sering kali menjadi tidak
adanya

di dasar bukit hijau
titik-titik air mengharubiru
sebenarnya tak perlu
apa pun itu kami jauh punya laku
usaplah usap lembut
luruh

-------------------
***ngasalll

November 09, 2010

inggris oh inggris ...

yang nulis Isma Kazee di 4:45 AM 0 komentar
tak ada kuliah pagi ini, hanya tatap muka dengan instruktur speaking and listening untuk mengevaluasi 2 menit presentasi senin yang lalu. instrukturku itu orang korea, bisa dikenali dari matanya yang kecil dan hidung mungil. kulitnya seperti susu, warna juga lembutnya. tapi, kalau kamu mau coba temukan ciri-ciri korea dari cara dia bicara, kamu tak akan temukan. inggrisnya sudah bukan inggris korea. ohh, atau aku yang tidak bisa membedakan ya antara orang korea, china, taiwan. karena bisa jadi memang begitulah orang korea berbicara dengan bahasa inggris, berbeda dengan inggris china atau taiwan yang sering kali membuat telingaku harus benar-benar terbuka sempurna.

lucu juga ya melihat video diri ngomong di depan kelas. waduh, ternyata mataku banyak sekali berkedip, dan posturku semakin kelihatan melebar. jilbabku, hmmm tak tampak rapi. tapi, lumayan untuk kepedean. instrukturku memberikan nilai bagus, juga untuk voice clarity, speed, eye contact, fluency, dan gesture. Hanya satu yang minus, pada penekanan kata yang seharusnya aku lakukan. ini berbeda dari hasil penilaianku atas diriku sendiri. semuanya minus, kecuali voice clarity. membuat instrukturku terbelalak, "what happened?" dan memintaku untuk menjelaskan kenapa menilai seperti itu.

"menurutku speed kamu sudah terjaga dengan baik, tidak terlalu slow karena itu justru bisa membuat audiens mengerti apa yang kamu bicarakan. kamu juga terlihat percaya diri. meskipun memegang kertas, kamu bisa menggunakannya hanya sebagai pengingat bukan untuk dibaca."

aku iya-iya saja, sambil membatin, begitukah? jangan-jangan dia lebay. tiba-tiba jadi mikir, bagaimana presentasiku untuk kelasku besok ya. di hadapan natives dan profesor menjelaskan topik yang serius dengan bahasa inggris. "kamu sering presentasi ya sebelumnya?" instrukturku bertanya. aku mengiyakan. "tanpa kertas?" aku sekali lagi mengangguk, "but in indonesian language." tapi, instrukturku itu terbelalak kagum (hehe kali ini aku yang lebay).

berjalan pulang, dengan pikiran berkecamuk. mikir bagaimana supaya mencintai tugas-tugas ya. how to make me fall in love with all of assignments. hmmm, ya aku jadi ingat dengan pelajaran tajwid, karena aku sudah hafal semuanya. atau bahasa arab waktu di MTs dulu. tak ada resah apalagi gelisah. aku cinta, dan aku suka melakukan apa saja dengan tajwid dan bahasa arab. atau, kalau aku disuruh nulis cerpen ... aku pasti cinta. bagaimana caranya ya?

di dapur rupanya topik obrolanku dengan salah seorang senior juga sama, bagaimana deal dengan bahasa inggris. aku suka dengan konklusinya, read loudly and speak slowly ... and do not think that you are a stupid one because you can't speak english well. ditambah penekanan kalimat dari seniorku itu, "karena yang mereka bicarakan itu sebenarnya nggak lebih berbobot kok dari kita."

sampai di kamar aku coba membaca kalimat inggris keras-keras ... does it work? hmmm, i dunno. i am sleepy. tidur dulu yuuuk ....

November 06, 2010

sign out

yang nulis Isma Kazee di 1:46 AM 0 komentar
"cepat atau lambat juga akan berakhir seperti ini. jadi, lebih baik berakhir sekarang."

di sebuah rumah, seperti bergaya amerika, atika sedang berjibaku dengan setumpuk kertas dan jejalan huruf. malam ini ia menginap di rumah pembimbingnya. sebuah rumah yang mungil tapi lengkap. ada empat kamar, dan ia menempati kamar anak kedua pembimbingnya yang terpaksa menumpang tidur di kamar kakaknya. sebuah meja bundar kecil diletakkan di tengah ruang keluarga. lampu temaram bersinar lembut. memancarkan cahaya emas ke setiap permukaan dinding dan menerpa foto-foto atau gambar yang menempel. hangat seperti selimut bayi, dan memang seperti itulah advisornya. dia adalah malaikat yang baik hati.

sudah larut, tak ada yang terjaga saat ini. meskipun sebelumnya advisornya sempat mengucapkan satu dua patah kata pada atika, menyulutkan semangat untuk terus menulis. atika senang karena mendengar malaikat berbicara. meskipun kemudian ia kembali bersedih, pusing, melihat lembaran program word di hadapannya masih saja tak bertambah paragrafnya. bahkan, atika tak bisa membaca barisan-barisan hurufnya. mungkin karena ia sudah mengantuk.

"hai, apa kabar?"
atika terlonjak. mengerutkan kening. sebuah kotak mungil tiba-tiba muncul di layar laptopnya, dan di bagian atas kotak itu sebuah id tertulis. marawis. atika terpaku seperti melihat alien yang mendarat di bumi. ya, id yang bagi atika sudah menjadi alien meski ia masih tercatat sebagai temannya. tiba-tiba tangan atika menjadi dingin. dan mata ariannya, tiba-tiba juga berair.

"buzz"
kotak itu bergoyang gempa, satu kali. kalau saja itu adalah pemukiman, mungkin beberapa genteng yang terpasang tak kuat di pinggiran atapnya akan berjatuhan. ambrol. seperti perasaan atika detik ini.

"hai, baik," atika menulis.
"lagi ngapain kok belum tidur?"

atika tak bergerak. menyadari sudah berapa tahun ia kehilangan kalimat itu. satu minggu? oh, itu baru kemarin. satu bulan? mmm, sepertinya kurang lama. tiga bulan? tetap saja, masih kurang ke belakang. setengah tahun? masih kurang juga. satu tahun? dua tahun? tiga tahun? ahh, atika menyerah. sepertinya ingatannya dibuat tidak bagus untuk mengenang hal-hal yang tak indah.

"buzz"
kotak itu bergempa kembali.
"sedang sibuk ya? atau tidak mau membalas?"
"sekarang minggu-minggu mengerjakan tugas akhir. maaf ya, kalau telat replynya."

baik sekali aku, batin atika. selalu minta maaf di setiap kesempatan. tapi sayangnya, mungkin karena itu ia menjadi tak berharga dan dianggap percuma sehingga tak perlu mendapat balasan. dan kenapa orang itu cuma memberikan dua opsi jawaban. tidakkah dia tahu kalau orang diam itu besar kemungkinan sedang berpikir, menimbang-nimbang, dan sedang berproses membuat keputusan.

"oh, aku tak bermaksud mengganggu. aku cuma kebetulan online dan aku lihat kamu juga online, jadi aku menyapa."

"apologi ah, supaya tidak terlihat kalau kamu sebenarnya ingin menyapaku. kambing hitam, supaya aku yang terlihat tidak elit dengan online dan memancingmu untuk menyapa," atika menulis, tapi hanya di dalam hati. ia sudah hafal dengan apologi dan kambing hitam itu. dan yang muncul dalam kotak itu hanyalah, "oh, i see."

jeda. atika terdiam. dalam benaknya ia menulis, "lagi di mana? sedang apa, kok belum tidur? apakah lagi bertugas? bagaimana kabar desa binaan? kapan rencana menengok teman-teman di sana?" dan serentetan pertanyaan yang biasa dan ia terbiasa untuk bertanya pada waktu yang silam. lampau. prasejarah. bahkan dunia ini belum ada, hingga saking lamanya atika tak bisa lagi mengingat kapan persisnya. atika sudah menguburnya dalam-dalam. dalam kuburan 2000 kilometer dalamnya atau malah melebihi banyaknya hitungan paling banyak yang ada dalam ilmu pengetahuan. muntahal jumuk.

"bagaimana kamu sekarang?"
atika tak segera menjawab karena bendungan matanya roboh. empat titik air menetes dua-dua masing-masing dari kedua matanya. layar laptop di depannya berubah seperti gelombang air di akuarium. bedanya, bukan ikan-ikan kecil yang bergerak melainkan huruf-huruf kecil yang terbuat dari paku, pecahan kaca, dan segala benda tajam hingga kalimat baik itu malah membuat hatinya terkoyak.

"t a k b a g a i m a n a - b a g a i m a n a," satu per satu huruf ia tulis, satu per satu juga matanya menetes. "sudah larut. aku mau tidur," lanjutnya. "tapi sebelumnya aku ingin menulis, KENAPA?"

atika tak ingin menyudahi, lampu yang bersinar hangat malam ini tahu hal itu. bahkan seekor cicak yang tertegun di pinggiran pintu kamar advisornya juga mengerti kalau atika terpaksa menyudahi. matanya sudah tak kuat untuk diajak bertahan. kalau boleh jujur, bukan tanya itu yang ingin ia tuliskan. ia ingin mengatakan, "bisakah kita berteman baik dan tetap berteman baik tanpa diam, benci, apalagi menyakiti. karena persahabatan kita terlalu indah untuk dikoyak dengan rasa-rasa negatif itu. kedekatan kita sangat pantas untuk membuat kita selalu mau memaafkan dan berbuat yang baik-baik." jauh di lubuk hati, atika suka dengan pertanyaan itu. hanya saja, api sudah kadung menjalar membakar dirinya hidup-hidup dan tiba-tiba ia mendapat pertanyaan, "kamu baik-baik saja?" tanpa jawaban pun semua orang sudah bisa menyimpulkan bahwa atika sudah tak bernyawa.

beberapa menit tak ada jawaban, tapi atika tak mau membunyikan 'buzz'. atika tahu, hanya id marawis yang boleh memaksa, boleh diam, dan boleh tak memaafkan. dan atika, harus selalu menjadi sebaliknya. malam semakin larut, meneruskan bercumbu dengan tulisan juga sudah tak bisa. lebih baik tidur, menutup kisah buruk malam ini. tangan atika bergerak, mengarahkan kursor pada icon x dan lalu pada menu untuk sign out. tapi, tiba-tiba kotakan kecil muncul lagi, membuat atika terlonjak. lebih-lebih setelah membaca barisan kalimat itu. ia terpaku, terdiam hingga ketiduran sampai pagi.

"cepat atau lambat juga akan berakhir seperti ini. jadi, lebih baik berakhir sekarang."

________________________________________
*gara-gara bikin paper, mimpinya bikin paper juga. gimana nggak dobel capek, sadar nggak sadar ngerjain paper. dan suer, nulis paper itu 5000x987000 dan 2789654310098km. lebih susah dari nulis fiksi apalagi mimpi ...
 

Isma Kazee Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea