February 29, 2012

Cerita tentang Bank Sebelah

yang nulis Isma Kazee di 9:38 PM 0 komentar
Cerita ini mengawali penjelajahan saya ke Toronto dan Montreal Canada, pada 12-18 Oktober 2011. Perjalanan pertama keluar-keluar negeri yang benar-benar sendirian. Saya sebut ‘keluar’ dua kali karena saya harus apply Canadian visa, menambah jejak visa-visa di passport saya setelah visa USA. Artinya, saya akan melewati batas antara dua negara yang notebene luar negerinya Indonesia, yaitu USA dan Canada. Malah temen saya bilang, “Wah, ini perjalanan yang jauhnya melebihi Makah.” Gubrak!

Acara apply visa adalah proses pertama yang harus saya lalui. Tak seperti visa USA, ternyata apply Canadian visa di Indonesia tak bisa dilakukan secara online. Saya harus memprint out form yang sudah saya isi, lalu mengirimkannya atau mengantarkannya langsung bersama dokumen-dokumen yang disyaratkan. Selain itu, kedutaan Canada mempercayakan segala urusan visa ke lembaga swasta, dan tidak ada proses interview seperti mengurus visa USA. Sebenarnya lebih mudah dan cepat, hanya saja waktu itu info yang saya dapat dari web Canadian embassy tidak lengkap. Sehingga, terjadilah hal-hal yang musti terjadi.

Kejadiannya bermula dari pertanyaan saya ke mas CS di lembaga swasta itu, setelah dia memberikan keputusan bahwa saya masih harus menyerahkan bank draft, bank statement, dan ittenary. “Trus, saya bisa dapat bank draft di mana Mas?” begitu saya bertanya. “Di bank sebelah. Di sebelah gedung ini,” kata Masnya. “Okay, makasih Mas. Nanti saya ke sini lagi,” jawab saya akhirnya dengan penuh percaya diri bahwa saya akan segera kembali dalam waktu sesingkat mungkin.

Begitu keluar gedung, saya menoleh ke kanan dan ke kiri, coba menemukan yang namanya bank sebelah. Mata saya menangkap CIMB Niaga Syariah di sebelah kiri gedung. Well, tanpa banyak berpikir, saya mendekat ke arah gedung yang bertuliskan itu. Saya masuk dan menjelaskan kalau saya mau bayar visa Canada. Jujur ya, sebenarnya saya tidak ada gambaran seperti apakah bank draft itu. Yang ada dalam pikiran saya persis seperti yang saya lakukan waktu membayar visa USA, saya tinggal bilang mau bayar visa, isi form, mereka terima uang, lalu dikasih kuitansi. Selesai. Ternyata, kali ini saya salah pikir, dan ini menggoreskan cerita yang melelahkan tapi lucu.

Ternyata bank sebelah kiri pertama tak bisa melayani pembayaran visa. “Coba ke bank sebelah ini mbak,” saran mas satpam bank tersebut. “Emang di sebelah ada bank apa mas?” tanyaku. Si mas menyebut nama sebuah bank swasta. Sebetulnya sebelum melangkah, hati kecil saya mengusulkan untuk berbalik saja, mencari bank sebelah kanan gedung. Karena saya sempat melihat tulisan CIMB Niaga yang bukan syariah, terletak di sebelah kanan gedung. Tapi, dasar skenarionya memang demikian, saya tak mempedulikan suara hati saya, dan terus melangkah menuju bank sebelah, sebelahnya bank sebelah yang pertama.

Naas, bank yang kedua juga tak bisa, malah sempat bingung, bank draft semacam apa. Sampai di sini saya sebenarnya pingin balik ke bank yang sebelah kanan, tapi tak yakin juga. Selain, lumayan jauh jalannya. Akhirnya saya lebih memilih bertanya lagi, “Di sebelah ada bank lagi nggak Pak?” dan dijawab kalau masih ada satu bank berjarak beberapa blok. Terseok-seok sambil berusaha menikmati, saya melanjutkan perjalanan mencari bank sebelah. Bersorak rasanya waktu si mbak teller bank sebelah yang ketiga mengerti maksud dan tujuan saya. However, dia bilang, “Tapi, yang bisa menerbitkan bank draft kantor pusat Bu.” Telak. Pletak. Mana jarum jam di dinding sudah hampir menuju ke angka 3 yang artinya, kantor pusat akan segera tutup. “Masih bisa kok Bu, segera saja ya ke sana.”

Keluar dari bank ketiga, saya menengok ke kanan ke kiri lagi, mencari-cari tenaga pertolongan. Bersyukur ada mas ojek yang mengerti di mana lokasi kantor pusat bank itu, dan mau saya order untuk antar-balik. Dan, setelah sekitar tujuh menit perjalanan, saya sampai di kantor pusatnya bank sebelah ketiga. Sudah hampir tak ada nasabah, jadi saya tak perlu antri. Malah, langsung diantarkan ke yang berwewenang untuk menerbitkan bank draft. Sayang, saya harus kecewa dalam hati karena si bapak tellernya bilang, “Kita bisa menerbitkannya besok Bu, karena sekarang sudah hampir jam 3. Ini makan waktu soalnya.” Mungkin kalau ada kaca, saya bisa langsung melihat perubahan wajah saya, dari berseri-seri menjadi bercerai-berai. Mau tak mau saya memang harus mengompromikan diri dengan keadaan. “Yo wislah, meh kepiye maneh,” begitu kira-kira bunyi kalimat neriman saya.

“Dari mana bu?” tanya teller yang lain. Mungkin kasihan melihat wajah nelongso saya. “Jogja Mbak.” Dia terbelalak, “Kok jauh-jauh datang ke sini?” Saya tersenyum, “Ya ini mbak, ngurus visa.” Dia mengangguk-angguk, dan balas tersenyum melepas saya yang berlalu. Waktu itu saya jadi teringat kata-kata paklek saya, “Nek iyo mosok orao, nek ora mosok iyoho.” Rencana saya berangkat pagi-pagi dari Slipi, sebenarnya supaya semua urusan bisa selesai hari ini, jadi besok tinggal istirahat setengah hari sebelum balik langsung ke Jogja. Ternyata, tetep tidak bisa. Biarpun saya sudah berusaha sekuat tenaga. Memburu warnet, puter-puter sampai blok M, untuk memprint bank statement dan langsung pesan tiket untuk dapat ittenary. Tetap, tidak bisa terselesaikan dalam sehari. Karena, memang skenarionya ora, yo ora bakalan iyo. "Mas, nganter ke Slipi bisa kan," ucap saya akhirnya pada si abang ojek, mengakhiri petualangan visa hari itu.

________________________________________________________

February 28, 2012

Si Malas

yang nulis Isma Kazee di 12:22 PM 1 komentar
malas itu terbuat dari apa ya, kok lengket banget. ditarik dari sisi mana pun, ia bergeming saja. malah menjulurkan lidah, mengejekku habis-habisan. dodol luh!

seperti biasa, setiap selasa dan rabu si malas sudah melengket kuat-kuat. sampai aku risih. geregeten, tapi tak bisa berbuat apa-apa. lalu, aku harus mati-matian melawan si malas, meyakinkan diri kalau aku bisa selesaikan tugas hari itu dan siap berangkat ke kelas.

hiks hiks hiks ... aku benci dengan si malas, benciku membuncah sampai ubun-ubun. hiiiiiiiiiiiih, benci!

___________________________________________________

February 26, 2012

Meet and Talk to Kristin

yang nulis Isma Kazee di 1:05 AM 0 komentar

kristin's class

I interviewed Kristin Hayden, a founder and an executive director of One World Now! in Seattle. This is an organization which focuses on empowering young people in matter of language, leadership, and study abroad. I know her because my mentor, Jill Takasaki from Pacific and Asian Affairs Council in Hawaii, introduced me to Kristin. She also arranged a meeting for me and Kristin. Here is our conversation.

1. What is the story behind the establishment of One World Now?
When I was in high school, fifteen years old, I had opportunity to study abroad in South Africa where racism was found everywhere. All institutions, school, government are separated by race, between black and white and differenced by many categories. Then my brain was totally changed, and I have passion to social justice issues and also to encourage everybody to study abroad. I decided everyone should have this experience. The second story was 9/11 in which Muslim country became a suspect of terrorism, whereas not all Muslim are terrorists. I saw so much fear in America and blimp all cultures and religions because of that. I am tired complaining about school system, and I had a dream, and I did. My dream was I want to create a program that is addressing all the things that I think it is missing from all public education system. I use the model scheme of language, leadership, and study abroad.

2. What are the goals of One World Now?
Better understanding about cultural differences.

3. What activities does One World Now do toward young people?
The scheme consists of language learning, leadership, and study abroad. Critical language is not tough in public school, especially Arabic and Chinese. Leadership will empower people to believe themselves and do something. Study abroad can open their brain and changes their life.

4. How do you think someone can get involved with One World Now?
Everybody has the same chance. We offer this program through public school, and student can decide to involve with One World Now.

5. How many school or young people are involved with One World Now?
Now, we have 8 schools and over 1000 students that involve with us in Seattle. In Hawaii, we work with Pacific Asian Affair Council applying these three activities in Campbell School.

6. What does One World Now do to maintain young people’s interest?
We appreciate their experience and engage their participation in our program. We apply DVAR which is discovered, vision, action, and reaction. This is the whole process of our class. So, we can see our alumni have started building network around the country where they continue their study and build the new One World Now.

7. What do you think about young people education nowadays?
Public schools in America have no enough multicultural understanding learning. They need a program that corporate, celebrating and promoting the differences in which they are learning tolerant and empathy. For example, learning language is not just language but also culture and the appreciation.

8. What should we do in order to empower and educate young people?
The first thing is appreciating their feeling and experience. Learning can be fun by experiences learning, and we can engage them valuing their experiences. Facilitating is better than teaching. Build their self confidence that they can do anything so that they will have sensive-possibility. I say, “Argue for your limitation.” Then, connect them to what happens in the world. It can be build by five steps which are personal development, social identity, intercultural communication, global vision, and social anthroponeurship.

_______________________________________________

February 24, 2012

ngakalin untuk survive

yang nulis Isma Kazee di 2:41 AM 0 komentar

nakal atau clever, temenku bilang. sebenarnya bukan nakal, tapi cerdik. aku nggak bermaksud macam-macam dengan cara cerdikku ini, tapi menyiasati kelemahan supaya tetap bisa bertahan. itu maksudnya.

jadi ceritanya tentang bagaimana menyiasati tugas-tugas yang bikin otak mendidih, salah satunya dari kelas comparative muslim societies. sebenarnya tak cuma aku yang merasa berat dengan kelas ini. salah seorang teman, kami cuma bertiga, sebelum bubar kelas dengan lugas bilang kalau dia merasa kelas ini adalah yang paling berat dibanding kelas lain yang ia ambil. kenapa? menurut dia karena harus menulis response berdasarkan theme. tapi ujung-ujungnya si mbak dosen cuma bilang, "this is a graduate student class, right," dan diam deh hehe.

suer, tadinya aku sempat kaget juga. secara kan american gitu, masak masih merasa kesulitan. bagaimana dengan aku coba, tidak bisa berkutik lagi dong. jadi sebenarnya aku nggak sendirian, merasa kalau kelas ini lumayan sulit. sebenarnya tidak begitu sulit menurutku, cuma karena beban readingnya yang banyak dan cara responsenya yang bukan sebatas summary. itu yang bikin kayak beraaaat gitu. apalagi ada tambahan harus ngomong dan berdiskusi. ini yang paling berat. mau nggak mau, aku harus membaca dan paham. mana pakai inggris lagi. apes deh!

tapi temen-temenku suka lucu. leon, misalnya, waktu travis telat datang, dia sudah duluan bilang, "isma, kalau travis nggak datang, aku serahkan semuanya sama kamu ya untuk diskusinya. aku ikut saja." atau pas dosen yang muda dan pinter itu bertanya, ada yang bisa menjelaskan tentang arti dakwah? spontan dua temenku itu saling pandang dan kompak melihat ke arahku. aku pun membalas dengan guyonan, "don't look at me ..." haha.

sebenarnya, sebisa mungkin aku tidak terbawa stress gara-gara kelas ini. aku suka urik (baca: cerdik) hihi, hanya membaca bagian-bagian yang penting, dan punya bahan untuk dituliskan dan diomongkan. malah kadang ada satu atau dua artikel yang tidak aku baca. lalu pas di kelas, kalau ditanya, ada ide nggak isma tentang artikel ini, dengan cuek aku bilang, i have no idea :P dan, dua temenku itu pada senyum-senyum. pernah juga, aku berseloroh waktu si bu dosen tanya, "kenapa kamu gak dateng nonton randai, isma." aku jawab sambil tertawa, "b'coz i was busy with these readings." dan leon mengacungkan jempol ke arahku tanda setuju.

mungkin bagi mereka, aku termasuk murid nakal yak. tapi, buatku, ngakalin itu bagian dari usahaku untuk survive. yang penting nggak bodoh-bodoh amatlah, dan bisa nyambung kalau ada diskusi di kelas hehe.

_____________________________________________

February 22, 2012

pokoknya nekat!

yang nulis Isma Kazee di 4:25 AM 0 komentar
senang sekali rasanya ketika CSEAS (center for southeast asian studies) kasih kabar kalau aplikasiku untuk moscotti award diterima. alhamdulillah, beribu-ribu alhamdulillah.

menurutku, kuliah di hawaii sini asyik sekali. untuk sementara, eskip dulu ya soal tugasnya yang lumayan mendidihkan otak hehe. aku mau share tentang accessibility pembiayaan buat mahasiswa yang mengadakan riset atau mau travel untuk conference. dengan syarat, kitanya mau ndlidis mencoba beragam kesempatan dan tak malu-malu.

di sini ada yang namanya STAR, pusat informasi beasiswa, baik untuk bayar spp, penelitian atau travel. dua kali aku mencoba apply, yaitu star foundation untuk biaya penelitian di Indonesia dan Moscotti award untuk conference travel ke Las Vegas. alhamdulillah, diterima kedua-duanya. lalu, aku juga apply funding ke GSO (Graduate Student Organization) untuk membiayai conference travelku ke toronto, canada, dan alhamdulillah, diterima juga. trus aku jadi mikir, rasa-rasanya kok tidak sesulit di Indonesia ya.

syaratnya tidak terlalu susah. asal kita ulet dan tidak pernah malu minta rekomendasi ke adviser. mungkin, rekomendasi adviser juga ikut menentukan. dan kebetulan adviserku adalah professor sepuh di departemenku. dan syukurnya lagi, beliau helpful. biarpun aku selalu minta rekomendasi ke beliau, tak ada tuh kalimat, nih anak kerjaannya ngajuin funding dan minta rekomendasi muluk ya hehehe. ohh tidak. tentu saja karena beliau itu malaikat.

dengan pembiayaan itu, kita bisa pergi menjelajah tempat2 baru dengan gratis. kalaupun keluar biaya, istilahnya untuk beli permen saja mungkin. atau bisa juga dengan cara lain, yaitu apply conference yang menyediakan student fund, seperti yang di toronto itu, meskipun tak banyak tapi lumayan. atau yang di california, mereka malah membiayai airfare dan akomodasi buatku untuk april nanti. tapi, memang sih, jalan-jalannya tidak murni jalan-jalan. kita harus presentasi, ngomongin apa yang kita teliti atau tulis, yang bagiku adalah tugas mahaberat dan bermain2 dengan adrenalin haha. cuma, ya mau bagaimana lagi. cari yang gratis sih. jadi mau gak mau harus nekat! haha.

tapi kata temenku, ambil positifnya isma. pergi gratis, dan pengalaman tak cuma jalan-jalan, tapi presentasi di tempat-tempat jauh. kamu memang disadvantaged dalam bahasa, tapi kamu punya semangat dan keberanian. keep it on! dan, aku setuju sekali dengan pendapat temenku ini.

__________________________________________________

February 19, 2012

Hai, I did!

yang nulis Isma Kazee di 7:51 AM 2 komentar

Setelah semalaman hampir pecah kepala karena terlalu banyak bersitatap dengan screen laptop, berkali-kali membaca print out bahan yang mau aku presentasikan, finally I did it. Bahkan, aku tak menyangka aku akan bisa selancar itu. Ya, aku bilang lancar karena satu kalipun aku tidak melihat print out bahan yang mau aku presentasikan. Semua kata-kata, keluar dengan sendirinya. Ini berbeda sekali dengan presentasiku untuk tugas kelas women studies, atau kelas directed research :P Aku masih begitu tergantung dengan bahan presentasi yang sudah aku print out. Dan hasilnya, tidak asyik ahh!

Respons dari audiens juga menarik. Pertanyaannya lumayan menantang dan bikin aku memutar otak untuk memberikan jawaban yang pas dan bagaimana menyampaikannya. Satu pertanyaan menyinggung tentang Indonesia sebagai Negara berdasarkan Islam. Ohh, tentu saja aku menjawab bahwa Indonesia is not Islamic state. Dan, ternyata temen-temen yang tahu tentang Indonesia suka sekali dengan jawabanku itu. Yes, you must say that. Apalagi soal perbedaan tafsir dan pemahaman ajaran yang ada dalam Islam. Ini panjang untuk dijelaskan *ngeles*.

Dan, sekarang saatnya persiapan untuk presentasi berikutnya di Vegas dan California … hope I could do better and greater. God, please be always with me. Amiin.

February 11, 2012

hari yang seru!

yang nulis Isma Kazee di 2:16 AM 0 komentar
satu yang tiba-tiba muncul dalam benakku adalah berpikirlah jauh ke depan, progressive, dan optimis.

kadang aku memang masih mengagung-agungkan masa lalu, bahwa ia akan sama dengan sekarang juga masa-masa yang akan datang. kadang aku merasa apa yang aku pikirkan, sama juga dengan apa yang mereka harapkan. oh yang ini mungkin istilahe gede rumongso. aku beranggapan bahwa apa yang aku lakukan sekarang akan membawa manfaat untuk mereka di saat mendatang. kadang atau malah sering aku merasa bahwa aku lebih banyak pengalaman dan lalu berkewajiban untuk membagi pengalaman itu pada sesama. padahal sebenarnya, kebutuhan dan kepentingan orang itu berbeda. ukuran dalam memandang segala sesuatu juga berbeda. buatku adalah pretasi dan baik, tapi belum tentu begitu untuk orang lain.

aku juga sering kali lupa bahwa segala sesuatu terikat dengan waktu. pohon hijau masih bisa berbuah pada saat itu, tapi mungkin sudah akan menjadi kayu pada sepuluh atau bahkan hanya dalam dua tahun mendatang. seperti juga para punggawa majalah atau koran misalnya, mereka juga terikat dengan waktu. jika mereka menginginkan sebuah tulisan, mereka mengejarku, terus bertanya kapan akan dikirim. tapi, tiba saatnya tulisan sudah aku kirimkan, selesai sudah kontak dan komunikasi. bahkan, ada salah satu majalah sudah yang menjanjikan honor sekian juta, lalu beberapa bulan kemudian diralat menjadi ratusan, toh yang ratusan itu juga tidak jadi diberikan. pernah juga ada yang minta endorsement, karena aku harus berdamai juga dengan aktivitasku yang lain, setelah aku kirim meski agak telat, tak ada juga kata terima kasih sebagai penghargaan atas apa yang sudah aku usahakan.

tak ada yang tidak berubah. semua tidak harus sama seperti yang aku bayangkan, harapkan, dan pikirkan. tidak juga semua telinga harus mendengar dan mengamini apa yang aku katakan, apa yang aku anggap baik. semua tidak ada yang pasti. pada saat itu, mungkin kembali ke kampung halaman adalah pilihan yang tepat. apalagi jika semua mata dan wajah begitu yakin menunjukkan bahwa kami akan setia menunggumu sampai saatmu kembali berbagi tentang tempat-tempat yang jauh yang kamu kunjungi. aku begitu bangga tentang kampungku, dengan wajah-wajah itu. aku lupa, bahwa semua terikat dengan waktu, bahwa saat itu berbeda dengan saat sekarang. aku sungguh terlalu polos.

aku tak sadar jika dalam rentangan waktu apa pun bisa terjadi. pikiran-pikiran baru akan datang silih berganti. orang-orang baru akan singgah dan lalu pergi. duka, bahagia, kematian, kelahiran, dapat untung, merugi, sakit, sehat ... semua pasti terjadi dalam rentangan waktu itu. ini juga yang akan membuat kita saling melupakan satu dengan yang lain. mengubah perasaan dari dekat menjadi jauh. menjadi yang semula ada ikatan menjadi terlepas dan bukan lagi sebagai bagian.

maka jika saatnya aku harus memulai hidup baru, mulailah dari waktu bermula pada saat itu. bukan masa lalu, atau detik ini. aku akan bisa berdiri tegak dengan kedua kakiku, tekad usahaku, dan niat baikku. memulai tahapan dari nol, lalu menggelinding menuju satu, dua, tiga dan seterusnya ... pengalamanku banyak sudah mengajariku ...
_________________________________________________

PS: thanks for your miracle sentences; don't be an employee, your brain and passion deserve more than that ...
 

Isma Kazee Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea