March 27, 2013

I am not a Terrorist

yang nulis Isma Kazee di 10:31 AM 0 komentar

“I am not a Terrorist”

Suaranya nyaring tapi empuk. Meneriakkan sepenggal kalimat itu hampir tiga kali. Matanya yang belok, sesekali memejam, terbuka, menatap ke depan, mengiringi gerakan tangannya yang mengepal atau menunjuk ke dada dan ulu hatinya. Disusul kalimat-kalimat lain yang meluncur deras, tajam, dan tegas. Tanpa harus berhenti untuk mengumpulkan sejumput ingatan atau membaca kata-kata pada lembar kertas. Tapi, ia melakukannya dengan sepenuh ingatan. Menghipnotis saya, Kristin, dan teman-temannya yang duduk tak beraturan mengelilinginya.

Pembacaan puisi adalah bagian akhir dari Leadership Class yang saya berkesempatan mengikutinya sore itu, 21 Januari 2011. Bersama sepuluhan anak SMA di Champbell School Hawaii, kelas kecil itu difasilitasi oleh Kristin Hayden dari OneWorld Now yang berpusat di Seattle USA. Sekilas jika saya memperhatikan wajah-wajah anak-anak itu, saya seperti melihat puluhan remaja Indonesia pada umumnya. Beberapa berkulit bersih dan bermata sipit, sementara yang lain ada yang berkulit coklat dan berhidung mancung. Mungkin hanya si pembaca puisi yang aku lihat sedikit berbeda. Ia memiliki wajah khas timur tengah: mata lebar dan hidung lancip.

Tidak hanya pembacaan puisi oleh gadis blasteran itu, saya juga terpukau oleh Kristin yang energik dan penuh semangat, mengajak teman-teman remajanya itu untuk “argue for their limitations”. Pada mulanya, Kristin mengajak kami mengenali siapa diri kami dan karakter serta potensi yang kami miliki. Lalu, kami membayangkan satu impian besar yang ingin kami capai. Sebelum kami menggambar pada sebuah kertas plano, kami diminta untuk mencari pasangan bercerita.

Saya berpasangan dengan Stacy. Kami menggambarkan impian masa depan kami. Ada banyak spidol dan crayon warna-warni yang disediakan untuk menggambarkan mimpi besar kami itu. Saya benar-benar menikmati. Hanyut dalam pengkhayatan masa depan saya. Punya banyak novel, mobil, bisa naik haji  dan ada lembaga belajar alam yang berdiri dengan cantiknya bersebelahan dengan rumah tinggal saya. Hijau dan semilir, seperti terpaan angin di Manoa, dilindungi oleh rindang pohon-pohon. Saya juga menggambar keluarga saya, yang akan juga menjadi aktor dalam cerita impian masa depan saya.

Lalu tiba saatnya untuk saling berbagi cerita dengan Stacy di kelompok kecil, sebelum kemudian kami kembali ke kelompok besar. Kristin berbagi cerita tentang motivasi kerjanya untuk membangun multicultural understanding di antara remaja sekolah di US dan memberi kesempatan pada remaja-remaja itu untuk mengenal dan memahami budaya lain, teruma budaya Islam dengan mempelajari bahasanya dan berkunjung ke negara-negaranya. Karena Kristin remaja merasa mendapat banyak manfaat dan pengalaman sangat berharga dengan melanglang ke negeri jauh, ia pun ingin remaja-remaja yang lain mendapatkan pengalaman yang sama. Ia mengatakan, “I say, Argue for your limitation. Then, connect them to what happens in the world. It can be build by five steps which are personal development, social identity, intercultural communication, global vision, and social anthroponeurship.”

Waktu beranjak sore, sebelum teman-teman SMA itu membubarkan diri, kami sempat berfoto bersama dan berjabat tangan. Sambil melangkah keluar kelas, mengikuti mentor saya, Jill Takasaki, saya seperti menemukan kekuatan baru. Kekuatan untuk ‘fight’ melawan keterbatasan dan halangan-halangan

March 26, 2013

Gara-Gara Mimpi Pakai Lipstik

yang nulis Isma Kazee di 4:05 PM 0 komentar
semalam mimpi pakai lipstik, tebel banget. entah ada hubungannya atau tidak, pas pagi tadi diinterview sama exxon mobile untuk global women in management program, bibirku jadi macet ha ha. jadi malas buat bicara. gara-gara suaraku hilang karena mau flu, alias esek, gerok. waduh! mungkin mbaknya yang interview by phone tadi mikir, ini nggak mutu banget sih jawabannya. masak gitu doang? wah, bagaimana bisa masuk gwim ... *nangisbombay*

belum habis rasa sesalku, tiba-tiba dapet email tentang informasi unsuccessful applicants for muslim exchange ke australia. sebelumnya seorang temen menyapaku di fb, bilang kalau dirinya tidak lolos. ditelpon langsung oleh penyelenggara. aku jadi grogi soalnya belum ada info apa-apa. tak tahunya selang beberapa jam, taraaa ... ada inbox dengan judul itu... *nangisbombaylagi*

aku jarang-jarang mimpi pakai lipstik. mungkin gara-gara itu kali ya, hariku di hari selasa ini jadi kacaw (haha pinjam istilahnya kakak abieq). kayaknya besok kalau mimpi pakai lipstik lagi musti diati-ati, disiapkan diri untuk menghadapi hari yang kacaw hehe.

March 14, 2013

Apa Kabar Harapan?

yang nulis isma di 4:38 PM 0 komentar
Apa kabar harapan?

ketika namaku tidak muncul sebagai salah satu penulis paper terpilih untuk publikasi bersama tentang fun culture, kecewaku tidak ketulungan. hampir sama kecewanya ketika aku tidak lolos ujian UMPTN untuk masuk UGM. ha ha. rasanya langit sudah runtuh dan tak ada lagi harapan. sampai-sampai raut wajahku memancarkan kekecewaan itu. mendung. "kesempatan tak cuma ada satu. masih banyak tuh yang lain," hibur ayah. aku mengiyakan, tapi tetap saja, bete.

lalu tiba-tiba aku dapat info kalau aku masuk tahap tes interview untuk program MEP Indonesia-Australia. yup, memang benar. usai kecewa, akan ada bahagia. meskipun sampai detik ini belum ada pengumuman hasilnya. tapi paling tidak, punya pengalaman ngobrol lagi sama bule-bule sharing tentang matapena.

selesai MEP interview, aku ketemu lagi dengan pengalaman mengecewakan. interview di salah satu LSM, ha ha berasa dimentah-mentahkan. berasa tidak capable, dan sekolah di luar negeri itu nggak awu-awu. kecewa dan sedihnya sampai berhari-hari. entah si ibuknya mendapat dosa atau tidak, sudah membuat orang lain tidak nyaman (hihi). mungkin yang akan dapat pahala si bule-bule dari MEP. karena sudah menginterviewku dengan sangat appresiatif.

dan inna ma'al usri yusro. tak dapat kesempatan dari LSM itu, aku dapat kesempatan bergabung dalam penulisan BPU tentang Sekolah Berwawasan Lingkungan untuk Kepala Sekolah di Jakarta. Bertemu dengan para praktisi pendidikan dan akademisi. Berdebat dengan seorang ibu-ibu expert, namun akhirnya harus mengalah. ah, lucu sekali.

dan bulan maret ini, ada banyak aplikasi harapan yang ingin aku semai. menunggu dengan harap-harap cemas ha ha untuk sebuah jawaban. menurutku, harapan harus selalu disemai dan ditanam. supaya hidup ada seninya. seni menghadapi rasa "gagal" dan "berhasil".



 

Isma Kazee Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea