“.......... aku tetap tegar meski rel-rel cintaku kau lindas dengan gerbong cintamu hingga melengking-lengking menyayat-nyayat menjerit-jerit dan engkau terus melaju, sementara aku masih menikmati sakit bersama lampu-lampu muram dan tiang-tiang listrik karatan, ah.....cintamu memang seharga karcis peron .....”
jombang-jakarta, 02 desember 2002
by Oened
2 komentar:
wah, puitis en suka nulis sastra ya mbak ^.^
so sweet ..
wis ga melok-2 aku mbak!
Post a Comment