kesedihanku bermula dari renggangnya hubunganku dengan kawan baikku. jadi aku punya kawan baik. kami berteman sudah lama. kami biasa sharing, dari ecek-ecek soal stress, cerita keluarga, sampai diskusi disertasi dan apa yang mau dilakukan setelah selesai. sampai kemudian, temanku itu menikah dan memutus kontak. ia nggak pernah lagi menghubungiku. pesanku berisi link defenceku juga nggak direspon lagi.
kenapa bisa begitu? mungkin dia sibuk dan sedang memulai kehidupan barunya, jadi akan lebih baik nggak membagi perhatian dengan teman-temannya. aku pun memahami situasinya, dan aku juga nggak menghubunginya lagi. aku nggak mau dong caper, sementara temanku itu nggak punya perhatian lagi.
aku memang sedih, nggak ada teman menghibah lagi. aku menghibur diri sendiri. melupakan kalau aku pernah punya teman baik. aku belajar untuk nggak bergantung atau menyayangkan kenapa kita harus 'seolah' bermusuhan begini. untungnya aku udah semakin tua haha dan biasa ngalamin hal semacam ini. tadinya teman baik, tiba-tiba dicuekin.
caraku adalah meyakinkan diri bahwa aku sebenarnya nggak butuh perhatian. aku sudah banyak mendapatkan perhatian dari ayah dan anak-anak. aku juga nggak butuh orang lain untuk aku perhatikan, untuk aku doakan. karena aku punya banyak hal yang butuh perhatianku dan doa-doaku. jadi sebenarnya, nggak ngehibah atau dekat sama temanku itu pun aku baik-baik saja.
aku nggak dendam atau mengutuk. enggak. karena kita nggak bermusuhan dan kita juga nggak saling menyakiti. kita hanya mengubah cara kita berteman dan mungkin memang sudah waktunya perubahan itu terjadi. karena segala hal di dunia ini nggak ada yang kekal atau abadi. pertemanan, kedekatan, terikat oleh waktu dan tempat. dan aku sudah semestinya move on.
nah, dalam masa-masa itu, aku mendapat penghiburan. pertama, aku berhasil menyelesaikan disertasiku. aku juga selesai mengurus segala persiapan defence. dari mempersiapkan draft, menghubungi pedel untuk minta jadwal, menghubungi komite penguji, reservasi untuk ceremony, ngurus visa, sampai mencetak disertasi untuk syarat defence.
waktu aku melihat buku bersampul hijau dengan judul women issuing fatwas itu aku rasanya luruh. segala sakit, sedih, kecewa, ambrol alon-alon. hilang dan aku merasakan kebanggaan luar biasa pada diriku. nggak papa aku dicuekin dan nggak dianggap teman lagi. aku punya karya sekarang. ini yang akan menjadi jalan penerang untuk langkahku selanjutnya. rasanya aku nggak butuh atau menginginkan hal yang lain lagi.
aku nangis ... aku bersyukur sekaligus ngrasa bahagia.
nah ternyata nggak cukup itu saja, Tuhan masih punya satu penghiburan lain yang mengejutkan.
salah seorang penguji membalas emailku tentang pertanyaan alamat untuk mengirim monograf. ia bilang, isma aku mau tanya, maukah kamu datang ke kampusku untuk waktu dua minggu tahun depan? di sini kami ada program fellowship. kita bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman, tertama soal konsep yang kamu jelaskan dalam disertasimu, soal community based authority dan metode following the women.
aku gemetar. ini gila banget sih. sumpah. nggak nyangka. emang sih aku pernah nulis status imajinasi bahwa tiba-tiba dapat tawaran dari kolega di tempat aku kerja kontrak, kesempatan untuk postdoc di kampusnya. tapi itu status imajinatif, mimpi-mimpi yang aku tuliskan. dan rupanya, aku bener-bener ngerasain menerima tawaran seperti itu.
duuh gusti, aku jadi nangis lagi. aku bingung, apa maksud semua ini?
si ibu itu dengan baik mejelaskan apa yang sebaiknya aku tuliskan di dalam deskripsi projek yang akan aku tulis. ia bahkan membantu mengedit dan membuat tulisanku jadi jauh lebih baik dan menuliskan surat endorsment. karena ini fellowship terbatas, ia sendiri yang mengunggah aplikasiku pada website.
coba lihat, kurang baik apa ibu peri ini?
ia melihat potensiku lalu membantuku untuk mengembangkan potensi itu. bagiku ini jelas kesempatan yang luar biasa. aku akan menguji temuanku, konsep yang aku tulis dalam disertasiku, di hadapan scholar internasional. aku harus menjelaskan temuan-temuan itu melalui workshop dengan mahasiswa dan phd di kampusnya, podcast, guest lecture, dan fishbowl talk. ini langkah pertama yang sangat penting dan bagus untuk perjalanan kepakaranku selanjutnya.
aku diberi tahu bahwa akhir januari aku akan mendapatkan kabar dan informasi selanjutnya. aku belum berani berharap banyak soal kabar apa yang akan aku terima. tapi, mendapat tawaran kesempatan dari ibu scholar dari kampus dunia ini saja udah memberikan aku rasa percaya diri yang luar biasa. bahwa aku meneliti dan menulis hal yang penting, bukan ecek-ecek dan nonsense.
Tuhan, terima kasih atas semua ini ...
0 komentar:
Post a Comment