"Hai, you just came back?"
ia tiba-tiba muncul dari arah pintu dapur yang perlahan bergerak menutup dengan sendirinya. menenteng tas plastik bertuliskan Nijiya, supermarket penyedia makanan korea dan jepang. entah apa lagi yang dibelinya kali ini, entah mochi entah sushi. aku buru-buru mengangguk sebelum dia akan menegurku kenapa aku diam saja. ini strategiku supaya aku bisa asyik memperhatikan, bukan lagi plastik itu tapi pada seraut wajah khas latin yang menarik.
pernah melihat wajah latin belum? oh, baiklah, aku akan coba bantu menggambarkannya. terus terang satu hal yang paling membuat aku suka berlama-lama memperhatikan wajahnya adalah sepasang mata bulat kecil dan bulu mata lentik cowok di depanku ini. sepasang mata indah itu akan bergerak lincah mengikuti gerak tangan dan bibirnya saat berbicara. energik dan bersahaja. tapi mata itu akan tiba-tiba meredup, saat yang empunya bertanya: are you okay, rara? saat aku terlihat kucel karena semalaman tak tidur gara-gara melayani paper. aku suka sekali dengan mata itu, dan juga hidungnya yang lancip dan tinggi. aku tidak memakai istilah panjang karena takut kamu akan membayangkan hidung pinokio. oh tentu, tidak sepanjang hidung pinokio. mungkin hidung itu akan menancap lembut jika ia berkesempatan menyentuh hidungku. ups! kelepasan!
"rara, why are you looking at me like that?"
aku tersenyum, ini strategi kedua supaya aku terlihat cukup terkendali dan tidak dalam keadaan mabuk memperhatikan wajahnya. "you know what, i am thinking on my short story. i am observing you for one of my characters," jawabku mantap. sok mantap, dan berusaha menjawab kepo-nya.
dia tertawa ringan. "are you sure?" ucapnya sambil menggerak-gerakkan matanya. alamak, seksi sekali.
giliran aku yang tertawa. "sudah-sudah. hentikan itu putaran matamu itu. ambil piring dan sendok, dan lalu makanlah apa yang kamu bawa itu," aku menghindar.
"well, baiklah. tapi satu hal rara, aku tahu kok kenapa kamu ingin karakterku muncul dalam cerpenmu."
"terus kalau sudah tahu, emangnya kenapa?" balasku telak.
ia urung membalikkan badan, menatapku berlama-lama dengan heran. "kamu tidak penasaran dengan apa yang aku tahu tentangmu?"
"no at all," aku terkikik. jurusku ampuh. membuatnya tampak keki.
"hhheeeeeh," keluhnya dan berlalu.
-----------------------------------------------------------
gara-gara KEPO nih alias "penasaran" menurut bahasa cina tua,
ngasal saja nulis ini
yang penting ada kepo-nya haha
-----------------------------------------------------------
0 komentar:
Post a Comment