tak ada kuliah pagi ini, hanya tatap muka dengan instruktur speaking and listening untuk mengevaluasi 2 menit presentasi senin yang lalu. instrukturku itu orang korea, bisa dikenali dari matanya yang kecil dan hidung mungil. kulitnya seperti susu, warna juga lembutnya. tapi, kalau kamu mau coba temukan ciri-ciri korea dari cara dia bicara, kamu tak akan temukan. inggrisnya sudah bukan inggris korea. ohh, atau aku yang tidak bisa membedakan ya antara orang korea, china, taiwan. karena bisa jadi memang begitulah orang korea berbicara dengan bahasa inggris, berbeda dengan inggris china atau taiwan yang sering kali membuat telingaku harus benar-benar terbuka sempurna.
lucu juga ya melihat video diri ngomong di depan kelas. waduh, ternyata mataku banyak sekali berkedip, dan posturku semakin kelihatan melebar. jilbabku, hmmm tak tampak rapi. tapi, lumayan untuk kepedean. instrukturku memberikan nilai bagus, juga untuk voice clarity, speed, eye contact, fluency, dan gesture. Hanya satu yang minus, pada penekanan kata yang seharusnya aku lakukan. ini berbeda dari hasil penilaianku atas diriku sendiri. semuanya minus, kecuali voice clarity. membuat instrukturku terbelalak, "what happened?" dan memintaku untuk menjelaskan kenapa menilai seperti itu.
"menurutku speed kamu sudah terjaga dengan baik, tidak terlalu slow karena itu justru bisa membuat audiens mengerti apa yang kamu bicarakan. kamu juga terlihat percaya diri. meskipun memegang kertas, kamu bisa menggunakannya hanya sebagai pengingat bukan untuk dibaca."
aku iya-iya saja, sambil membatin, begitukah? jangan-jangan dia lebay. tiba-tiba jadi mikir, bagaimana presentasiku untuk kelasku besok ya. di hadapan natives dan profesor menjelaskan topik yang serius dengan bahasa inggris. "kamu sering presentasi ya sebelumnya?" instrukturku bertanya. aku mengiyakan. "tanpa kertas?" aku sekali lagi mengangguk, "but in indonesian language." tapi, instrukturku itu terbelalak kagum (hehe kali ini aku yang lebay).
berjalan pulang, dengan pikiran berkecamuk. mikir bagaimana supaya mencintai tugas-tugas ya. how to make me fall in love with all of assignments. hmmm, ya aku jadi ingat dengan pelajaran tajwid, karena aku sudah hafal semuanya. atau bahasa arab waktu di MTs dulu. tak ada resah apalagi gelisah. aku cinta, dan aku suka melakukan apa saja dengan tajwid dan bahasa arab. atau, kalau aku disuruh nulis cerpen ... aku pasti cinta. bagaimana caranya ya?
di dapur rupanya topik obrolanku dengan salah seorang senior juga sama, bagaimana deal dengan bahasa inggris. aku suka dengan konklusinya, read loudly and speak slowly ... and do not think that you are a stupid one because you can't speak english well. ditambah penekanan kalimat dari seniorku itu, "karena yang mereka bicarakan itu sebenarnya nggak lebih berbobot kok dari kita."
sampai di kamar aku coba membaca kalimat inggris keras-keras ... does it work? hmmm, i dunno. i am sleepy. tidur dulu yuuuk ....
harus memilih
-
ceritanya aku apply dua peluang setelah wisuda dari leiden. peluang pertama
adalah postdoctoral yang infonya dishare sama bu barbara. yang kedua,
peluang...
1 year ago
0 komentar:
Post a Comment