"kamu marah?"
diam. tak ada jawaban. mau bagaimana lagi, dijelaskan juga susah untuk dimengerti. mau marah juga tidak pada tempatnya. tidak marah seperti ada yang menderu-deru. jadi, solusinya adalah diam.
"hai, kamu pasti marah?"
"tidak tahu."
"kok?"
mendelik. balik menatap seolah berkata, emang gua kagak tahu.
"sorry."
"untuk apa?"
"sudah membuatmu marah."
"it's okay."
"hai mau ke mana?"
"tidak tahu."
harus memilih
-
ceritanya aku apply dua peluang setelah wisuda dari leiden. peluang pertama
adalah postdoctoral yang infonya dishare sama bu barbara. yang kedua,
peluang...
1 year ago
0 komentar:
Post a Comment