satu yang tiba-tiba muncul dalam benakku adalah berpikirlah jauh ke depan, progressive, dan optimis.
kadang aku memang masih mengagung-agungkan masa lalu, bahwa ia akan sama dengan sekarang juga masa-masa yang akan datang. kadang aku merasa apa yang aku pikirkan, sama juga dengan apa yang mereka harapkan. oh yang ini mungkin istilahe gede rumongso. aku beranggapan bahwa apa yang aku lakukan sekarang akan membawa manfaat untuk mereka di saat mendatang. kadang atau malah sering aku merasa bahwa aku lebih banyak pengalaman dan lalu berkewajiban untuk membagi pengalaman itu pada sesama. padahal sebenarnya, kebutuhan dan kepentingan orang itu berbeda. ukuran dalam memandang segala sesuatu juga berbeda. buatku adalah pretasi dan baik, tapi belum tentu begitu untuk orang lain.
aku juga sering kali lupa bahwa segala sesuatu terikat dengan waktu. pohon hijau masih bisa berbuah pada saat itu, tapi mungkin sudah akan menjadi kayu pada sepuluh atau bahkan hanya dalam dua tahun mendatang. seperti juga para punggawa majalah atau koran misalnya, mereka juga terikat dengan waktu. jika mereka menginginkan sebuah tulisan, mereka mengejarku, terus bertanya kapan akan dikirim. tapi, tiba saatnya tulisan sudah aku kirimkan, selesai sudah kontak dan komunikasi. bahkan, ada salah satu majalah sudah yang menjanjikan honor sekian juta, lalu beberapa bulan kemudian diralat menjadi ratusan, toh yang ratusan itu juga tidak jadi diberikan. pernah juga ada yang minta endorsement, karena aku harus berdamai juga dengan aktivitasku yang lain, setelah aku kirim meski agak telat, tak ada juga kata terima kasih sebagai penghargaan atas apa yang sudah aku usahakan.
tak ada yang tidak berubah. semua tidak harus sama seperti yang aku bayangkan, harapkan, dan pikirkan. tidak juga semua telinga harus mendengar dan mengamini apa yang aku katakan, apa yang aku anggap baik. semua tidak ada yang pasti. pada saat itu, mungkin kembali ke kampung halaman adalah pilihan yang tepat. apalagi jika semua mata dan wajah begitu yakin menunjukkan bahwa kami akan setia menunggumu sampai saatmu kembali berbagi tentang tempat-tempat yang jauh yang kamu kunjungi. aku begitu bangga tentang kampungku, dengan wajah-wajah itu. aku lupa, bahwa semua terikat dengan waktu, bahwa saat itu berbeda dengan saat sekarang. aku sungguh terlalu polos.
aku tak sadar jika dalam rentangan waktu apa pun bisa terjadi. pikiran-pikiran baru akan datang silih berganti. orang-orang baru akan singgah dan lalu pergi. duka, bahagia, kematian, kelahiran, dapat untung, merugi, sakit, sehat ... semua pasti terjadi dalam rentangan waktu itu. ini juga yang akan membuat kita saling melupakan satu dengan yang lain. mengubah perasaan dari dekat menjadi jauh. menjadi yang semula ada ikatan menjadi terlepas dan bukan lagi sebagai bagian.
maka jika saatnya aku harus memulai hidup baru, mulailah dari waktu bermula pada saat itu. bukan masa lalu, atau detik ini. aku akan bisa berdiri tegak dengan kedua kakiku, tekad usahaku, dan niat baikku. memulai tahapan dari nol, lalu menggelinding menuju satu, dua, tiga dan seterusnya ... pengalamanku banyak sudah mengajariku ...
_________________________________________________
PS: thanks for your miracle sentences; don't be an employee, your brain and passion deserve more than that ...
harus memilih
-
ceritanya aku apply dua peluang setelah wisuda dari leiden. peluang pertama
adalah postdoctoral yang infonya dishare sama bu barbara. yang kedua,
peluang...
1 year ago
0 komentar:
Post a Comment