Aku bertanya-tanya kenapa aku hamil sebelum keberangatanku
ke Leiden. Kenapa aku mengetehaui kalau hamil setelah kos-kosan, visa, tiket,
dan persiapan settlement sudah aku pastikan. Kenapa ketika aku tanya mbak-mbak
yang pengalaman hamil dan melahirkan di Leiden, memberikan jawaban positif
bahwa aku tak perlu khawatir. Kenapa juga koordinator beasiswa di Leiden juga menjawab
bahwa semua akan baik-baik saja. Aku bisa pakai asuransi Belanda yang akan
mengkover biaya persalinan dan tinggal menambah additional insurance kalau mau
melahirkan di rumah sakit.
Kenapa ketika aku pertama kali ke asuransi belanda itu, residence permitku belum jadi. Padahal waktu itu staffnya hanya perlu residence permitku dan aku akan mendapatkan asuransi yang mengkover biaya persalinan. Kenapa data biometrikku tidak terbaca, sehingga aku harus rekam data lagi yang artinya tidak bisa mendapatkan residence permit begitu tiba di Leiden. Kenapa aku harus salah tujuan ketika ke kantor IND, diminta ke Rijswik tapi malah ke Horfddrof, dan akhirnya baru minggu kedua aku bisa rekam biometric.
Kenapa aku harus kembali ke kantor asuransi itu lagi, setelah dapat residence permit, bukannya langsung saja mendaftar online. Kenapa pas kedatangan kedua aku harus ketemu staff yang mempermasalahkan salary-ku. Kenapa aku harus melapor ke koordinator beasiswa juga ke International student desk, juga bertanya ke asuransinya, yang akhirnya malah bikin terkenal kalau statusku bermasalah.
Kenapa juga peraturan skema January 2016, bahwa mahasiswa dengan beasiswa yang artinya tidak mendapatkan salary dari institusi Belanda atau bekerja tapi dengan gajinya di bawah 10050 euro/tahun, diberlakukan bertepatan dengan kedatanganku. Kenapa akhirnya aku harus daftar online yang akhirnya menggantung, dan aku harus menunggu seminggu untuk jawaban mereka padahal jelas bisa jadi ditolak. Kenapa aku tidak langsung saja mencari asuransi lain, seperti private Insurance.
Kenapa ya... kenapa ... kenapa.
Hiks mewek lagi!
Kenapa ketika aku pertama kali ke asuransi belanda itu, residence permitku belum jadi. Padahal waktu itu staffnya hanya perlu residence permitku dan aku akan mendapatkan asuransi yang mengkover biaya persalinan. Kenapa data biometrikku tidak terbaca, sehingga aku harus rekam data lagi yang artinya tidak bisa mendapatkan residence permit begitu tiba di Leiden. Kenapa aku harus salah tujuan ketika ke kantor IND, diminta ke Rijswik tapi malah ke Horfddrof, dan akhirnya baru minggu kedua aku bisa rekam biometric.
Kenapa aku harus kembali ke kantor asuransi itu lagi, setelah dapat residence permit, bukannya langsung saja mendaftar online. Kenapa pas kedatangan kedua aku harus ketemu staff yang mempermasalahkan salary-ku. Kenapa aku harus melapor ke koordinator beasiswa juga ke International student desk, juga bertanya ke asuransinya, yang akhirnya malah bikin terkenal kalau statusku bermasalah.
Kenapa juga peraturan skema January 2016, bahwa mahasiswa dengan beasiswa yang artinya tidak mendapatkan salary dari institusi Belanda atau bekerja tapi dengan gajinya di bawah 10050 euro/tahun, diberlakukan bertepatan dengan kedatanganku. Kenapa akhirnya aku harus daftar online yang akhirnya menggantung, dan aku harus menunggu seminggu untuk jawaban mereka padahal jelas bisa jadi ditolak. Kenapa aku tidak langsung saja mencari asuransi lain, seperti private Insurance.
Kenapa ya... kenapa ... kenapa.
Hiks mewek lagi!
0 komentar:
Post a Comment