"Dia selalu bilang makwheeer."
"Apa itu?'"
"Entahlah. Yang pasti itu soal rasa."
"Rasa apa?"
"Mmmm yang terbang, juga yang jatuh luruh, rontok."
"Bisa ya?"
"Tentu..."
Aku termangu, mendengar jawab itu. Dari seorang perempuan di sebuah halte. Aku belum mengenalnya dengan baik, dia pun demikian. Tapi, tiba-tiba saja dia bergumam, seolah tanpa sadar, mengucapkan kata itu.
Sekali lagi aku tatap perempuan itu. Matanya menerawang, menembus kabut basah yang tampak membayang di dua pelupuknya. Berkaca-kaca. Aku ingin bertanya lebih banyak lagi, kalau saja bis jalur 16 yang aku tunggu sejak dua puluh menit lalu itu belum menghampiriku, siap membawaku. Makwheeer!
harus memilih
-
ceritanya aku apply dua peluang setelah wisuda dari leiden. peluang pertama
adalah postdoctoral yang infonya dishare sama bu barbara. yang kedua,
peluang...
1 year ago
0 komentar:
Post a Comment