September 07, 2017

i am in four good hands

yang nulis Isma Kazee di 3:07 AM
waktu aku bilang ke temenku, i am in two good hands, dia bilang, kok dua, bukannya harusnya empat kalau maksudnya adalah dua orang. hehe ya ya. maksudku empat tangan. i am in four good hands.

siang tadi saya berbincang dengan temen-temen mahasiswa phd dari indonesia, biasa sambil makan siang. topiknya adalah soal pembimbing. ceritanya ternyata macam-macam. ada beberapa teman yang merasa tidak beruntung karena tidak pernah mendapatkan masukan dari pembimbing. waktu presentasi proposal, gitu katanya, professornya bilang bagus-bagus. tapi tanpa feedback? gimana bisa. mau pergi fieldwork ambil data juga susah dapat izinnya. entah alasannya kenapa. dan itu pun dikasih waktu cuma tiga bulan untuk fieldwork yang kalau ngelihat claim disiplin keilmuannya sangat tidak cukup untuk hanya tiga bulan. kok bisa ya? aku tidak bisa membayangkan bagaimana model komunikasi antara mahasiswa dengan pembimbingnya.

cerita yang kedua adalah pembimbing yang sangat sibuk sampai nggak sempat membalas email mahasiswa bimbingannya, bahkan berbulan-bulan. beruntunglah mahasiswa-mahasiswa ini punya pembimbing kedua sehingga masih bisa ditake-over. "beruntung lah mbak, nggak jadi terusan sama prof ini," kata temenku. aku tersenyum. karena, katanya, kalau aku tetep dalam bimbingan dia, nasibku juga akan terlunta-lunta. dan dari awal memang sudah terlunta-lunta hehe. sampai akhirnya ada kebijaksanaan dari si prof. tentu saja saya senang. "ada juga pembimbing yang gengsi untuk menyapa dulu mahasiswanya," lanjut temen yang lain. aku tertawa, "begitukah?" "ya. kan kita yang butuh, jadi harus yang pro aktif," lanjutnya. alhasil, kalau tidak juga kontak pembimbing, bisa berbulan-bulan juga tanpa ada komunikasi.

di antara beberapa tipe hubungan mahasiswa dan pembimbing, aku harus banyak bersyukur karena tidak masuk dalam tipe-tipe itu. tahun pertama aku memang sempat keteteran karena hamil dan melahirkan. tapi komunikasi tetap baik. setiap satu bulan bertemu, dan setor pekerjaan. sempat vakum beberapa bulan karena cuti, dan waktu itu aku sempat mendapat warning. ya gimana mau kerja, wong cuti. ah rasanya menyesakkan kalau ingat waktu itu haha. tapi setelah itu, keadaan kembali normal. yang penting adalah tunjukkan apa yang sudah kamu kerjakan. apa pun hasilnya. tapi kadang aku merasa si bapak lebih perhatian sama aku karena suka nagih ini dan itu. seperti fieldwork plan, padahal sepertinya temanku yang satu bimbingan tidak dimintanya kasih plan. waktu aku nggak kontak, dia yang akan duluan email dan meminta ketemuan untuk setor plan. apalagi dengan masuknya pembimbing kedua dalam tim, jadi semakin tidak bisa menghindar hahaha.

siang kemarin kami bertiga bertemu. di tangan pembimbing pertama, plan yang saya buat tak mendapat komentar. kelihatan sempurna, begitulah kira-kira. ia hanya menyoal waktu satu bulan yang terlalu lama untuk wrapping up. aku bilang, aku bisa balik ke leiden pertengahan bulan jika memang tidak ada hal lain yang harus aku kerjakan. beres. tapi begitu planku dibaca oleh pembimbing kedua, aku sampai kehabisan tinta untuk mencatat masukannya hahaha. katanya, bukan maksudku untuk mengatakan planmu tidak bagus, tapi aku tidak melihat bagian bla bla bla. tapi make sense sih, dan aku setuju. karena sebetulnya aku sudah terpikirkan tapi aku tidak tuliskan dalam plan itu. aku suka karena dia detail, dan memberikan masukan bagaimana supaya data yang aku ambil itu tepat, menarik, dan bisa dilihat dari konteks yang lebih luas.

aku detik itu jadi tersadar, i am in four good hands. dua tangan pertama ada expert di bidang fatwa dan ulama, sementara dua tangan yang lain expert untuk kajian female islamic authority. satunya lebih banyak penelitian teks dan sejarah, satunya lagi penelitian sejarah dan anthropology. mereka berdua peduli dan mendukung. aku senang ketika pembimbing pertama bilang, yang menarik buatku itu isi fatwa-fatwa para ulama perempuan. sementara pembimbing kedua bilang, bagaimana term-term itu bisa menunjukkan strata otoritas keagamaan. ya term yang merujuk pada opini keagamaan itu. selain, tertarik untuk melihat relasi dan pergerakan di dalam sistem otoritas perempuan juga hubungannya dengan negara. hahaha mumet yak. pokoknya ya gitu deh. aku bisa kok nangkepnya. dan itu cukup membuat aku jadi bersemangat lagi untuk turun lapangan.

mungkin temen lain bilang kalau pembimbing keduaku belum teruji, bisa aja kan ada yang bilang gitu hehe. karena aku memang mahasiswa bimbingannya yang pertama. jadi ia mengawali debut sebagai supervisor ya dengan aku ini. tapi, aku sendiri tidak meragukan kualitasnya juga semangatnya. ia sangat detil, dan aku enak saja berkomunikasi dengannya. seperti kolega, seperti teman. daripada sudah professor tapi tidak perhatian sama mahasiswa bimbingannya, iya kan. lagi pula, bidang kajiannya cocok betul dengan penelitianku, kedua pembimbingku. aku jadi ingat sehari sebelumnya, ketika aku sudah siap mau keluar kantor, berdiri di ambang pintu, pembimbing keduaku itu tanya, kamu sudah baca buku ini? iya, jawabku. aku sedang baca, besok kalau sudah selesai, kita diskusi. lalu ia bicara panjang dan lebar tentang pentingnya menegaskan posisi penelitian kita, di mana, kapan, apa yang mau ditawarkan ... keren kan haha. jadi akan sangat disayangkan kalau aku tidak maksimal mengasah kemampuan dan menambah pengetahuan di bawah supervisi dua expert ini.

aku memang belum apa-apa, baru mulai. tapi aku optimis semua akan berjalan dengan baik. again, i am feeling i am fortunate that i am in four good hands.

0 komentar:

 

Isma Kazee Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea