tiba-tiba ada yang marah-marah dan tidak terima denganku. pagi hari, saat matahari belum juga bersinar. rasanya seperti fajar menjadi gelap lagi. seumur-umur, aku tidak pernah marah-marah tanpa alasan begitu kepada orang lain. atau pernahkah, lalu ini adalah karma? seingatku tidak. mungkin aku bukan orang baik, menurutnya. tapi, menurut teman-temanku, aku orang baik dan tulus. tentu saja kalau mereka tidak bohong. tapi, aku percaya, mereka tidak bohong padaku.
aku berteman baik dengan siapa pun. ada yang sangat dekat, dan ada yang biasa saja. karena hanya teman, sedekat apa pun aku dengan temanku itu, aku tak pernah ada maksud mengontrol, membatasi, atau mempengaruhi dalam hal apa pun. lalu, ketika tiba-tiba ada orang yang marah-marah karena menganggap aku telah membuat salah seorang temanku tidak bisa dekat dengannya, tentu saja terdengar sangat menyakitkan. karena aku tidak merasa melakukan apa-apa.
tapi ya, inilah hidup. aku tidak bisa memaksa orang lain untuk bersikap dan berbicara seperti yang aku mau. aku tidak bisa memaksa orang lain untuk mengerti tentang perasaanku ketika mendengar tuduhan menyakitkan itu. aku juga tidak bisa memaksa orang lain untuk minta maaf karena sudah menyakiti perasaanku. aku tidak bisa memaksa alam untuk berlaku sesuai kehendakku. jadi terima saja. maklumi karena tidak semua orang bisa memahami siapa aku, bagaimana perasaanku, kehidupanku, termasuk bagaimana aku berteman dengan orang lain.
sebenarnya, rasa sakit itu muncul karena aku tidak bisa terima atas pengalaman buruk dalam perjalanan hidup. ya tidak terima. tapi coba kalau diterima dengan permakluman-permakluman. banyak hal yang terjadi di luar kontrolku, di luar harapanku, di luar keinginanku. dan itu bukan salahku. sama sekali bukan salahku. jika memang kenyataannya sudah berkata lain dari apa yang aku bayangkan, biarkan saja. let it be. tak ada gunanya memaksa bukan? aku tetap akan baik-baik saja dengan kehidupanku. kehidupan tetap berjalan, dan banyak hal lain yang harus diselesaikan.
hidupku terlalu berarti hanya untuk memendam rasa sakit dan dendam, dan memaksakan keadaan. let it go, and everything will be fine.
"hi, smile. don't you know that your smile can live your life."
aku berteman baik dengan siapa pun. ada yang sangat dekat, dan ada yang biasa saja. karena hanya teman, sedekat apa pun aku dengan temanku itu, aku tak pernah ada maksud mengontrol, membatasi, atau mempengaruhi dalam hal apa pun. lalu, ketika tiba-tiba ada orang yang marah-marah karena menganggap aku telah membuat salah seorang temanku tidak bisa dekat dengannya, tentu saja terdengar sangat menyakitkan. karena aku tidak merasa melakukan apa-apa.
tapi ya, inilah hidup. aku tidak bisa memaksa orang lain untuk bersikap dan berbicara seperti yang aku mau. aku tidak bisa memaksa orang lain untuk mengerti tentang perasaanku ketika mendengar tuduhan menyakitkan itu. aku juga tidak bisa memaksa orang lain untuk minta maaf karena sudah menyakiti perasaanku. aku tidak bisa memaksa alam untuk berlaku sesuai kehendakku. jadi terima saja. maklumi karena tidak semua orang bisa memahami siapa aku, bagaimana perasaanku, kehidupanku, termasuk bagaimana aku berteman dengan orang lain.
sebenarnya, rasa sakit itu muncul karena aku tidak bisa terima atas pengalaman buruk dalam perjalanan hidup. ya tidak terima. tapi coba kalau diterima dengan permakluman-permakluman. banyak hal yang terjadi di luar kontrolku, di luar harapanku, di luar keinginanku. dan itu bukan salahku. sama sekali bukan salahku. jika memang kenyataannya sudah berkata lain dari apa yang aku bayangkan, biarkan saja. let it be. tak ada gunanya memaksa bukan? aku tetap akan baik-baik saja dengan kehidupanku. kehidupan tetap berjalan, dan banyak hal lain yang harus diselesaikan.
hidupku terlalu berarti hanya untuk memendam rasa sakit dan dendam, dan memaksakan keadaan. let it go, and everything will be fine.
"hi, smile. don't you know that your smile can live your life."
0 komentar:
Post a Comment