June 12, 2018

encouragement

yang nulis isma di 5:52 AM
usai acara peluncuran buku waktu itu, aku sebenarnya cuma mau menghampiri pembimbingku untuk minta kunci kantornya. hari itu aku numpang kerja di kantornya dan tasku aku tinggalkan di dalamnya. "hai ismah, sini. ini ibuku, dan ini ...," ia menyebut nama yang tidak bisa aku ingat lagi. mau tidak mau aku pun menyambut niat baiknya memperkenalkanku dengan orang-orang yang kebetulan sedang berbincang-bincang dengannya. aku menyebutkan nama dan statusku di leiden university.

"ismah ini mahasiswaku. dia sedang mengerjakan projek yang incredible," lanjutnya. ia lalu menjelaskan topik penelitianku dengan sangat meyakinkan. aku sampai heran bagaimana mungkin ia tampak begitu bangga dan yakin bahwa projekku sangat menarik. ia juga mampu memberikan penjelasan yang jauh lebih baik dari penjelasan yang biasanya aku sampaikan kepada teman atau kolega yang bertanya tentang penelitianku. pembimbingku ini sepertinya jauh lebih optimis daripada aku, mahasiswanya yang melakukan penelitian. aku, berdiri canggung di hadapan orang-orang itu, mengangguk-angguk sambil nyengir.

sebenarnya aku sering tidak percaya diri. aku suka underestimate diriku, penelitianku, pekerjaanku, kemampuanku, dan semua hal tentang aku. aku selalu merasa bahwa setiap kali orang bicara baik dan memberikan apresiasi, itu untuk pantas-pantas saja. termasuk yang dilakukan pembimbingku ini. kalau dipikir-pikir, kok jahat banget sih sama diri sendiri. aku takut kalau aku tidak cukup bersyukur dengan semua hal baik yang sebenarnya banyak aku terima. tuhan, ampuni aku ya.

hmm, tapi pada waktu tertentu aku merasa kalau pembimbingku memang benar melihat dan mengapresiasi kemampuanku. misalnya, ketika ada kesempatan presentasi, ia mengajakku untuk juga presentasi. padahal, meskipun tanpa aku dia bisa melakukannya sendiri. dia ikut observasi dan punya data tentang event itu. lalu ketika koleganya memintanya untuk usul nama speaker tentang review film kartini. ia serta-merta menghubungiku, dan ketika aku laporan kalau presentasiku berjalan baik. jawabnya, "kamu emang ahlinya." coba, encouraging sekali bukan. dan ternyata, karakter yang seperti ini juga ditunjukkan oleh pembimbingku yang lain. meskipun dulu, yang satu ini sempat sedikit kecewa dengan performaku.

sore itu kami ada meeting bertiga untuk kedua kalinya. kami membahas laporan kerja lapanganku yang kata salah satu pembimbingku, "ini bukan laporan karena isinya hanya pujian saja. tidak banyak detil tentang apa, kapan, dan bagaimana." aku mengangguk, mengakui kekurangan. tapi, aku dibela sama pembimbingku yang lain. katanya, "ada banyak cara orang menulis laporan, dan ini laporanmu." pembimbing yang ini tidak banyak memberikan komentar. katanya lagi, "i did not write a lot because i feel quite positive. it is an interesting project." mendengar itu aku bertepuk tangan di dalam hati.

juga ketika mereka beradu argumen tentang kemungkinan menambah research question dengan menggunakan double penglihatan atas kasus fatwa perempuan untuk konteks perfatwaan di indonesia secara umum. aku setuju saja, dan aku pikir memang sebaiknya seperti itu. sementara pembimbing satunya lebih bersikap hati-hati dan menguji kemungkinannya. mereka saling menjelaskan dengan aku sebagai pendengar. aku ambil positifnya saja. bahwa mereka bisa menangkap dan memahami apa yang aku tulis. mereka hanya memberikan masukan dan tambahan, tidak membutuhkan klarifikasi. usai pertemuan itu, aku senang. kalimat-kalimat mereka yang encouraging terus terngiang-ngiang membuat tunas-tunas semangatku kian bermekaran ...

"By looking at the quality of this and what is going you’re totally right. You know what you’re doing!"
"It is very promising and fascinating. I really want to read the entire of your book."

0 komentar:

 

Isma Kazee Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea