Tuhan itu kalau bikin alur cerita emang unik ya. tidak bisa ditebak. jadinya surprise.
aku seorang freelancer, penulis dan trainer. hura-huraku di komunitas matapena yang isunya mungkin datar-datar saja. nggak kayak lsm hebat yang memperjuangkan hak rakyat miskin, hak perempuan, atau isu-isu seperti good governance. kan keren. pernah sih aku kerja di lsm akhir tahun 90an jelang tahun 2000, tapi setelah bergabung dengan penerbitan LKiS, praktis dah jadi orang kantoran.
nah secara tidak sengaja, tiba-tiba aku mendapati kenyataan *alah* bertemu dengan salah satu pendiri lsm yang dulu aku pernah kerja. ia kerja di kantor yang aku juga kerja untuk nulis modul. maklumlah freelancer, bisa nemplok ke mana-mana. aku sih terus terang lupa wajahnya. ingat nama saja. baru setelah ia memperkenalkan diri, walah ternyata.
ia orangnya humble banget. aku nggak nyangka bener. dia mau mendekat lagi menemuiku pada hari kedua kami ketemu, dan bertanya-tanya tentang aktivitasku. aku ya cerita pernah di sini di sana. dan akhirnya ketahuan kalau aku ternyata nggak gaul haha. diskusi ini nggak ikut. aksi yang itu tidak tahu. dan lain-lainnya. "kita itu jangan cuma bekerja, penting itu jadi aktivis. banyak lho yang dulunya aktivis sekarang pada sibuk bekerja dan nggak lagi aktif bersama komunitas-komunitas," jelasnya. hmmm, iya juga.
waktu ngomongin soal sekolah di luar negeri. ia juga bilang kalau banyak aktivis yang menyelesaikan sekolah di luar, pulang-pulang pada berubah. "yang tadinya pakai jilbab jadi gak pakai. yang tadinya kenal jadi pura-pura nggak kenal," contohnya. "jadi sok gitu." aha, aku jadi kayak dikasih kaca di depan mataku, apakah aku kayak gitu hehe ya meskipun aku bukan aktivis.
lalu tiba-tiba ia berbisik, "ikut aku yuk, ketemu para perempuan antikorupsi." aku makjleb. aku nggak pede. ngapain ikut-ikut. tapi bukan gelengan yang aku jawabkan, aku malah mengangguk. kalau ditanya, ini siapa, bolehlah aku jawab, aku sekprinya hehe. kenapa aku kemudian pede mengangguk. jujur ya aku terpukau sama kerendahhatian senior satu ini. kan bisa ya melihat mana orang yang serius mengajak sama yang basa-basi. ia begitu serius mengajak, dengan bilang, ayoh ikut biar tahu kantor yang pusat. udah, sekarang kamu siap-siap dulu. nanti pulangnya aku tunjukkin jalannya. bla bla bla.
okay, aku jadi dong ikut. kayak anak SD yang ikut mamanya ke kantor hahaha. lucu. dan sampailah kami di kantor yang dimaksud. wiiih ternyata yang ikutan adalah wajah-wajah yang selama ini cuma aku lihat fotonya di facebook. "kamu dari mana?" seorang perempuan berkaca mata yang wajahnya sudah tidak asing buatku bertanya. "aku isma mbak dari jogja. kita sudah berteman lho mbak di facebook." ia berseru, "ohya, namanya yang mana?" "namaku isma kazee," pede ngenalin diri. "oooh jadi yang isma kazee itu," timpalnya. dalam ati sih aku nggak yakin dia ingat wajah poto profilku haha.
dan jadilah sore itu namaku ikutan nampang di daftar hadir para aktivis perempuan yang populer itu. sebagai penggembira. biar kecipratan berkat. beberapa kali aku bertanya sama mbak senior yang membawaku, siapa dia, dari mana, dan dengan baik ia pun menjawab. bener deh. mbak senior yang nggak mau aku panggil dengan panggilan penghormatan "ibu" ini beda banget sama aktivis perempuan senior yang lain (hihi *ampuuun*). low profile. padahal baru ketemu juga sekarang, tapi kayak sudah kenal tahunan ya. ia ngemong dan peduli sama junior dengan ngompor-ngomporin. meskipun aku pendatang di dalam lingkaran aktivitasnya.
aku cerita ini sih bukan karena bangga bisa diakrabi sama mbak aktivis senior atau namaku nampang di daftar hadir itu. haha itu sih norak. aku cuma masih tertegun bagaimana pintarnya Tuhan membuat alur cerita kehidupanku hari ini. karena Tuhan ingin aku punya pengalaman kumpul bareng para aktivis populer itu, dibikinlah aku main ke kantor ini dan dipertemukan dengan mbake yang memang sudah dikarakterkan sebagai orang yang ngemong dan humble. coba kalau tokohnya yang lain, nggak mungkin juga aku diajakin kumpul-kumpul gitu. aku yang notabene dari "negeri" antah berantah tiba-tiba bisa semeja bundar sama perempuan-perempuan aktivis yang modis nan cantik.
ahh skenariomu memang indah, Tuhan ...
aku seorang freelancer, penulis dan trainer. hura-huraku di komunitas matapena yang isunya mungkin datar-datar saja. nggak kayak lsm hebat yang memperjuangkan hak rakyat miskin, hak perempuan, atau isu-isu seperti good governance. kan keren. pernah sih aku kerja di lsm akhir tahun 90an jelang tahun 2000, tapi setelah bergabung dengan penerbitan LKiS, praktis dah jadi orang kantoran.
nah secara tidak sengaja, tiba-tiba aku mendapati kenyataan *alah* bertemu dengan salah satu pendiri lsm yang dulu aku pernah kerja. ia kerja di kantor yang aku juga kerja untuk nulis modul. maklumlah freelancer, bisa nemplok ke mana-mana. aku sih terus terang lupa wajahnya. ingat nama saja. baru setelah ia memperkenalkan diri, walah ternyata.
ia orangnya humble banget. aku nggak nyangka bener. dia mau mendekat lagi menemuiku pada hari kedua kami ketemu, dan bertanya-tanya tentang aktivitasku. aku ya cerita pernah di sini di sana. dan akhirnya ketahuan kalau aku ternyata nggak gaul haha. diskusi ini nggak ikut. aksi yang itu tidak tahu. dan lain-lainnya. "kita itu jangan cuma bekerja, penting itu jadi aktivis. banyak lho yang dulunya aktivis sekarang pada sibuk bekerja dan nggak lagi aktif bersama komunitas-komunitas," jelasnya. hmmm, iya juga.
waktu ngomongin soal sekolah di luar negeri. ia juga bilang kalau banyak aktivis yang menyelesaikan sekolah di luar, pulang-pulang pada berubah. "yang tadinya pakai jilbab jadi gak pakai. yang tadinya kenal jadi pura-pura nggak kenal," contohnya. "jadi sok gitu." aha, aku jadi kayak dikasih kaca di depan mataku, apakah aku kayak gitu hehe ya meskipun aku bukan aktivis.
lalu tiba-tiba ia berbisik, "ikut aku yuk, ketemu para perempuan antikorupsi." aku makjleb. aku nggak pede. ngapain ikut-ikut. tapi bukan gelengan yang aku jawabkan, aku malah mengangguk. kalau ditanya, ini siapa, bolehlah aku jawab, aku sekprinya hehe. kenapa aku kemudian pede mengangguk. jujur ya aku terpukau sama kerendahhatian senior satu ini. kan bisa ya melihat mana orang yang serius mengajak sama yang basa-basi. ia begitu serius mengajak, dengan bilang, ayoh ikut biar tahu kantor yang pusat. udah, sekarang kamu siap-siap dulu. nanti pulangnya aku tunjukkin jalannya. bla bla bla.
okay, aku jadi dong ikut. kayak anak SD yang ikut mamanya ke kantor hahaha. lucu. dan sampailah kami di kantor yang dimaksud. wiiih ternyata yang ikutan adalah wajah-wajah yang selama ini cuma aku lihat fotonya di facebook. "kamu dari mana?" seorang perempuan berkaca mata yang wajahnya sudah tidak asing buatku bertanya. "aku isma mbak dari jogja. kita sudah berteman lho mbak di facebook." ia berseru, "ohya, namanya yang mana?" "namaku isma kazee," pede ngenalin diri. "oooh jadi yang isma kazee itu," timpalnya. dalam ati sih aku nggak yakin dia ingat wajah poto profilku haha.
dan jadilah sore itu namaku ikutan nampang di daftar hadir para aktivis perempuan yang populer itu. sebagai penggembira. biar kecipratan berkat. beberapa kali aku bertanya sama mbak senior yang membawaku, siapa dia, dari mana, dan dengan baik ia pun menjawab. bener deh. mbak senior yang nggak mau aku panggil dengan panggilan penghormatan "ibu" ini beda banget sama aktivis perempuan senior yang lain (hihi *ampuuun*). low profile. padahal baru ketemu juga sekarang, tapi kayak sudah kenal tahunan ya. ia ngemong dan peduli sama junior dengan ngompor-ngomporin. meskipun aku pendatang di dalam lingkaran aktivitasnya.
aku cerita ini sih bukan karena bangga bisa diakrabi sama mbak aktivis senior atau namaku nampang di daftar hadir itu. haha itu sih norak. aku cuma masih tertegun bagaimana pintarnya Tuhan membuat alur cerita kehidupanku hari ini. karena Tuhan ingin aku punya pengalaman kumpul bareng para aktivis populer itu, dibikinlah aku main ke kantor ini dan dipertemukan dengan mbake yang memang sudah dikarakterkan sebagai orang yang ngemong dan humble. coba kalau tokohnya yang lain, nggak mungkin juga aku diajakin kumpul-kumpul gitu. aku yang notabene dari "negeri" antah berantah tiba-tiba bisa semeja bundar sama perempuan-perempuan aktivis yang modis nan cantik.
ahh skenariomu memang indah, Tuhan ...
0 komentar:
Post a Comment